Friday, July 5, 2013

Karakteristik Jurnalistik Radio



A.    Karakteristik Radio Siaran:
a)      Auditif : untuk didengarkan, telinga, untuk dibacakan atau disuarakan.
b)      Radio is the Now : ditinjau dari nilai aktualitas berita, mestinya radio siaran dibandingkan dengan media massa lainnya adalah yang paling aktual.
c)      Imajinatif : Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak, dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak kounikannya untuk berimajinasi.
d)     Akrab : Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab atau intim.
e)      Gaya Percakapan (Spoken Language). Menggunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan dalam obrolan sehari-hari (spoken words). Kata-kata yang dipilih mesti sama dengan kosakata pendengar biar langsung dimengerti. ”keep it simple, short, and conversational”
f)       Menjaga Mobilitas : Kita jarang mendengarkan acara radio siaran dengan cara duduk dan mendekatjan telinga pada pesawat radio.
g)      Global. Tidak detail, tidak rumit. Angka-angka dibulatkan, fakta-fakta diringkaskan.
h)      Sekilas. Tidak bisa diulang. Karenanya harus jelas, sederhana, dan sekali ucap langsung dimengerti
i)        dan dengan menempatkan iklan pada jam-jam yang tepat bisa menjangkau sasaran iklan yang tepat pula secara efektif dan dengan demikian mengurangi biaya "Cost Per Thousand" dan memperkecil penggunaan space yang sia-sia.
B.     Karakteristik pendengar  radio:
a) Heterogen: Radio memiliki kelompok sasaran yang spesifik. Pada waktu-waktu yang berbeda, bisa menjangkau berbagai kelompok yang berbeda: Ibu rumah tangga, pengendara mobil, anak muda, dll. Setiap station radio punya profil pendengarnya masing-masing.
b) Pribadi: Pendengar punya hubungan ‘satu-dengan-satu' dengan station dan penyiar favoritnya dan karena hubungan yang sangat dekat itu, mereka menjadi lebih terbuka terhadap pesan yang ingin disampaikan klien, radio itu jauh lebih dekat kepada khalayak nya dibandingkan dengan media lain.
c) Aktif: Pendengar aktif dalam menganalisis apa yang didengarkannya di radio meskipun sementara melakukan aktivitas lain dalam waktu yang bersamaan.
d) Selektif: Radio harus bersaing dalam menyajikan program yang paling menarik agar tetap mampu mempertahankan pendengar. Karena, mereka dengan bebas bisa pindah frekuensi untuk mendengarkan program lain sesuai yang diinginkannya.
C. Karakter Berita Radio:
a) Segera dan Cepat: Laporan peristiwa atau opini di radio harus sesegera mungkin disajikan kepada pendengar sebagai bagian dari keoptimalan sifat kesegeraan berita radio.
b) Aktual dan Faktual: Berita radio adalah hasil liputan peristiwa atau opini yang segar dan akurat, sesuai dengan fakta yang sebelumnya tidak diketahui oleh pendengar.
c) Penting bagi Masyarakat Luas: Berita radio memiliki keterkaitan dengan nilai berita yang berlaku dalam kaidah jurnalistik secara umum, dalam melayani kebutuhan publik akan informasi.
d) Relevan dan Berdampak Luas: Khalayak secara umum mendapat manfaat dari penyiaran berita radio sekaligus juga memancing respon dari khalayak.
D. Bentuk Berita Radio:
a) Berita tulis (writing news/ ad libs/sport news), yakni berita pendek yang bersumber pada media lain atau berita yang ditulis ulang. Termasuk liputan reporter dan teksnya diolah kembali.
b) Berita bersisipan (news with insert), yaitu berita yang dilengkapi dengan sisipan nara sumber.
c) News features, berita atau laporan jurnalistik panjang yang lebih bersifat human interest.
d) Live reports, berita langsung dari reporter di lapangan, dengan menggunakan media telepon.
e)   Buletin berita yaitu gabungan beberapa berita dalam satu blok waktu.
f)    Berita interaktif, atau nara sumber, biasa dilakukan dengan wawancara melalui telepon.
E. Penulisan Radio (Radio Writing)
a) Kata-kata yang sederhana
b) Kalau harus menggunakan angka, sebaiknya angka itu dibulatkan
c) Kalimat-kalimat yang lengkap, akurat dan bergaya obrolan.
F. Sumber-Sumber Berita Radio:
a) Sumber primer/langsung, didapatkan dengan menerjunkan langsung reporter untuk melakukan liputan lapangan. Sumber primer ini juga didapatkan dari studio atau redaksi dengan melakukan wawancara langsung melalui telpon atau nara sumber datang langsung ke studio.
b) Sumber sekunder/tidak langsung, didapatkan antara lain dari media cetak, Elektronik, siaran pers, jaringan kantor berita, hingga info dari pendengar.
G. Etika Jurnalistik Radio:
1. Menggali berita dengan cara etis. Cara etis harus ditempuh dalam memperolehberita. Hal -hal seperti kesepakatan antara reporter dengan nara sumber, bagian mana yang layak dimuat dan bagian mana yang dihilangkan, sebaiknya diketahui oleh nara sumber.
2. Tidak menerima sogokan, wartawan bodrek atau wartawan amplop merupakan penyakit bagi independence yang seharusnya dijunjung tinggi oleh jurnalis. Obyektivitas berita dapat terjaga dengan tidak menerima sogokan atau pemberian dalam bentuk apapun.
3. Konsisten pada prinsip keberimbangan dan obyektivitas, dalam jurnalisme  pernyataan sepihak atau pernyataan secara sepotong dapat dikenai delik pidana. Apalagi jika dimaksudkan untuk menguntungkan salah

No comments:

Post a Comment

d'SwEEt piNk