Wednesday, December 4, 2013

UTS Strategi dan Perencanaan Media Dakwah

1.       Mengapa kegiatan dakwah dan komunikasi diperlukan strategi?
è Strategi komunikasi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Alasan strategi diperlukan dalam komunikasi yaitu karena kita tidak hanya berurusan dengan bagaimana pesan komunikasi diterima untuk dikomunikasikan  dalam pengertian “received” (hanya mengerti), tapi juga “accepted” (menerima dan mengerti secara psikis). Selain itu, strategi juga berguna agar kita bisa mendapatkan respons tanggapan seperti yang kita harapkan dari komunikan atau audience.
è Karena pentingnya strategi tersebut, maka untuk menyusun strategi dakwah dan komunikasi ada empat faktor penting yang harus diperhatikan.
Pertama, mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha menci ptakan komunikasi yang efektif. Mengingat dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak pasif, melainkan aktif. Sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja tejadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi.
Kedua, menyusun pesan yaitu menentukan tema dan materi.Syarat utama dalam mempengaruhi kalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian.Perhatian adalah pengamatan terpusat, karena itu tidak semua yang diamati dapat menimbulkan perhatian.Dengan demikian awal dari suatu efektifitas dalam komunikasi, ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.
Hal ini sesuai dengan procedure atau from Attention to Action procedure.Artinya membangkitkan perhatian (Attention) untuk selanjutnya menggerakkan seseorang atau orang banyak melakukan kegiatan (Action) sesuai tujuan yang dirumuskan. Dalam menentukan tema atau isi pesan yang dilontarkan kepada khalayak sesuai dengan kondisinya, dapat bersifat: on side issu, suatu penyajian masalah yang bersifat sepihak, hanya segi positif atau hanya segi negatif saja. Both sides issue, suatu permasalahan yang disajikan baik segi negatif maupun segi positifnya.
Ketiga, menetapkan metoda, dalam hal ini metode penyampaian dapat di lihat dari dua aspek yaitu: menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya. Menurut cara pelaksanaannya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk yaitu, metode redundancy (repetition) dan canalizing. Sedangkan yang kedua menurut bentuk isinya dikenal metode-metode : informatif, persuasif , edukatif , kursif.
·         Metode redundancy, adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak. Metode canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki.
·         Sedangkan metode informatif, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita, dan sebagai nya. Metode persuasif yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik piki ran maupun perasaannya.
·         Metode edukatif, memberikan sesuatu idea kepada khalayak berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang di inginkan. Metode kursif, mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa tanpa memberi kesempatan berpikir untuk meneri ma gagasan-gagasan yang dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, intimidasi dan biasanya di belakangnya berdiri kekuatan tangguh.
Keempat, yaitu pemilihan media komunikasi, karena untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan, karena masing-masing medium mempunyai kelemahan-kelemahannya tersendiri sebagai alat. Oleh karena itu pemanfaatan media radio sebagai alternatif strategi dakwah memelukan perencanaan dan persiapan yang baik dengan memperhatikan faktor-faktor diatas agar memperoleh hasil yang optimal.




2.      Sebutkan dan jelaskan unsur strategi dakwah komunikasi?
è Unsur-unsur strategi dakwah komunikasi, yaitu:
·         Komunikator:
a. Penentuan sasaran komunikasi
Segala sesuatu yang kita sampaikan kepada komunikan hendaknya bersifat ”lurus” ke arah sasaran yang ingin kita capai. Pengelolaan sasaran komunikasi dapat dilakukan dengan membaginya ke dalam beberapa bagian.
1) Sasaran umum (General Objectives)
Sasaran ini sifatnya umum dan abstrak. Didalamnya tercakup gagasan-gagasan yang memicu proses kreatif dan berpikir kita. Selain itu terdapat pernyataan-pernyataan komprehensif mengenai apa yang kita lakukan, apa yang kita harapkan akan kita lakukan, atau masalah apa yang kita coba pecahkan.
2) Sasaran aksi (Action Objectives)
Sasaran aksi lebih spesifik dari sasaran umum.Pada sasaran ini terdapat langkah-langkah yang konkret, dapat diukur keberhasilan pencapaiannya, dan berada dalam suat rentang waktu tertentu.
3) Sasaran komunikasi (Communication Objectives)
Sasaran komunikasi lebih spesifik lagi dari sasaran aksi.
b. Penentuan cara berkomunikasi
Yang dimaksud dengan penentuan cara berkomunikasi adalah penentuan mengenai bagaimana seorang komunikator harus membawa dirinya di hadapan khalayak. Dengan kata lain bagaimana ia membuat pertimbangan yang tepat mengenai keterlibatannya dalam interaksinya dengan komunikan atau sejauh mana ia memiliki kontrol terhadap pesan komunikasinya.
c. Kredibilitas komunikator
Kredibilitas adalah suatu kondisi dimana komunikator dinilai memiliki pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang relevan dengan topik pesan yang disampaikan, sehingga komunikan menjadi percaya bahwa apa yang disampaikannya tersebut bersifat objektif.
Kredibilitas memiliki dua dimensi, yaitu dimensi expertise (keahlian / keterampilan) dan dimensi truthworthiness (kepercayaan). Dengan demikian, seseorang dikatakan memiliki kredibilitas manakala ia ahli atau terampil dalam suatu bidang tertengu dan ia dipercaya sebagai orang yang jujur, memiliki integritas atau memiliki reputasi bisa dipercaya.
·         Audiens: Strategi audience atau strategi khalayak berarti analisis situasi komunikasi dari sudut pandang khalayak. Yang tercakup didalamnya adalah pertimbangan-pertimbangan terhadap:
1.      Identifikasi khalayak
Siapa yang akan menerima pesan komunikasi harus kita identifikasikan dengan jelas. Untuk itu kita dapat mengelompokkan mereka ke dalam beberapa kategori, sebagai berikut:
1) Khalayak primer
Adalah mereka yang langsung menerima pesan komunikasi pada saat mereka hadir atau berpartisipasi secara langsung dengan kegiatan komunikasi yang kita lakukan.
2) Khalayak sekunder
Perlu juga dipertimbangkan adalah keberadaan orang-orang yang akan mendengar pesan komunikasi kita (yang tidak hadir langsung), yang menerima fotokopi pesan yang kita sajikan secara tulisan, yang merasa perlu untuk mendapat konfirmasi dari kita atau orang-orang lain yang mungkin terpengaruh oleh pesan komunikasi kita.
3) Gatekeeper
Yang dimaksud dengan gatekeeper adalah mereka yang hadir secara langsung ketika kita menyampaikan pesan kepada mereka, namun mereka hanya berperan sebagai perantara yang akan meneruskan informasi yang mereka terima kepada pihak yang berkepentingan yang mereka wakili.
4) Pengambil keputusan
Di antara khalayak mungkin terdapat orang-orang tertentu yang memiliki posisi kunci yang berwenang untuk mengambil keputusan. Pesan komunikasi yang kita sampaikan hendaknya lebih diarahkan kepada mereka (dengan tanpa mengurangi / merendahkan kepentingan anggota audience yang lain).
Setelah kita mengkategorikan khalayak, langkah kita berikutnya adalah melakukan analisis terhadap mereka.

2.      Latar belakang pengetahuan khalayak
Seringkali seseorang berbicara di hadapan sekelompok orang tanpa mempertimbangkan apakah mereka dapat memahami pesan yang kita sampaikan atau bahkan apakah mereka dapat mengintegrasikan informasi yang mereka terima ke dalam struktur kognisinya. Dengan mempertimbangkan latar belakang pengetahuan mereka kita dapat menyesuaikan perilaku komunikasi kita untuk tidak membahas hal-hal yang berada di luar frame of reference audience, tidak menghubung-hubungkan dengan konsep yang asing bagi mereka.
3.      Perasaan audience
Yang kita pertimbangkan mengenai perasaan audience adalah hal-hal sebagai berikut:
1) Seberapa tertariknya audience pada pesan komunikasi.
2) Apakah pesan yang kita sampaikan mendapat prioritas tinggi / rendah dari audience.
3) Seberapa jauh pesan kita akan mempengaruhi tujuan-tujuan mereka.
4) Apakah mereka akan mendukung, biasa-biasa saja atau menentang komunikasi kita.
Selain itu, strategi audiens juga dapat dibuat berdasarkan rencana organisasional AIDA (Attention, Interest, Desire dan Action).
a. Attention (Perhatian), meyakinkan audiens dibagian permulaan bahwa ada sesuatu yang akan disampaikan. Memperkenalkan suatu masalah atau ide yang membuat audiens mau mendengar pesan-pesan yang akan disampaikan.
b. Interest (Minat), menjelaskan relavansi pesan-pesan yang disampaikan dengan audiens. Mengembangkan pernyataan yang telah disampaikan pada fase pertama secara rinci. Menghubungkan pesan-pesan yang akan disampaikan dengan manfaat secara spesifik yang dapat dinikmati oleh audiens.
c. Desire (Hasrat), mengubah keinginan audiens dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens, dan berusaha untuk mengimplementasikan ide atau gagasan.
d. Action (Tindakan), menyarankan tindakan spesifik yang diinginkan terhadap audiens. Perlu juga dipikirkan bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari tindakan yang dilakukan, serta menemukan cara agar tindakan tersebut mudah untuk dilakukan.
·         Pesan:
a.       Penekanan inti pokok pesan
Masalah ini berkenaan dengan kemampuan audience untuk mengingat dan memberikan perhatian pada pesan komunikasi kita. Inti pesan tidak selalu ada di atas. Dalam penyampaiannya pesan haruslah dari rendah dulu baru tinggi, sehingga audiens tidak bosan.
b.      Pengorganisasian pesan
Agar dapat membantu pemahaman audience, pesan yang kita sampaikan dapat kita organisasikan sedemikian rupa sehingga penyampaiannya menjadi teratur.
Cara-cara pengorganisasian pesan antara lain adalah sebagai berikut:
i. Deduksi : Inti pokok pesan kita sampaikan terlebih dahulu baru kemudian penjelasan-penjelasan serta perincian-perincian menyusul diberikan.
ii. Induksi : Kebalikan dari deduksi. Yang disampaikan pertama kali adalah uraian-uraian, detil-detil dari suatu gagasan yang susunannya mengarah pada suatu kesimpulan yang diberikan pada akhir kegiatan komunikasi.
iii. Kronologis : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan waktu terjadinya peristiwa.
iv. Spasial : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan tempat.
v. Topikal : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan prioritas tertentu. Dari yang penting ke kurang penting, dari yang tidak menarik ke menarik, dari konsep / pengertian yang sudah dikenal ke yang asing.Dapat berlaku pula sebaliknya.
vi. Kausal : Disini pesan komunikasi disajikan dengan urutan ”sebab” kemudian ”akibat” atau sebaliknya.
·         Channel: strategi pemilihan channel berkenaan dengan kapan kita harus berbicara dan kapan kita harus menulis.Langkah pemilihan media sebagai saluran pesan memerlukan kecermatan, dengan mempertimbangkan kelemahan dan keunggulan sifat masing-masing media. Setidaknya diperlukan media yang dapat di akses oleh masyarakat sasaran.
·         Budaya: pertimbangan terhadap semua unsur yang terlibat dalam strategi komunikasi dan meletakkannya dalam konteks budaya tertentu penting dilakukan strategi budaya.
4.      Apa bedanya antara chanel dan media?
è  Channel: Fungsi dari indera kita dalam menerima stimulus dari media. Jadi, dalam channel atau saluran komunikasi yang digunakan adalah panca indra.
è  Media            : Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) . Media adalah kata jamak dari medium yang dalam arti umum dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Media berasal dari kata medium, artinya antara. Berfungsi sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan.
Contoh  : bila medianya adalah televisi maka channelnya adalah penglihatan dan pendengaran.

5.      Apa sebabnya dalam strategi komunikasi tidak boleh melupakan unsur budaya (Culture Context)?
è Unsur budaya atau culture context harus diperhatikan dalam menyusun strategi komunikasi dan tidak dapat dilupakan karena  budaya mempengaruhi kredibilitas komunikator. Budaya yang berbeda terdapat pula konsep kredibilitas yang berbeda. Misalnya di Indonesia, kreibilitas yang berlaku disebut goodwill credibility(kesetiaan) sedangkan di negara Barat, kredibilitas yang berlaku disebut expert credibility yaitu keahlian secara rsional dan logika.
è Mengedepankan strategi budaya sebagai bagian penting dari strategi perencanaan komunikasi. Juga dikarenakan unsur kebudayaan terkait targeting audience yang didasarkan pada budaya. Misalnya, pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan pesan kepada audience orang Indonesia, maka didasarkan pada kebiasaan orang Indonesia yang masih mengedepankan kolektivitas sehingga ada interpersonal communication dan sejumlah kegiatan lain yang masih dibingkai oleh kolektivitas. Dalam penggunaan media juga masih mengedepankan kedekatan sebagaimana kebiasaan orang Indonesia yang lebih nyaman dengan sesuatu yang dikenal dan dapat dipercaya.
è Dengan adanya pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka akan memberikan penghormatan. Memberikan persuasi untuk budaya yang berbeda akan berbeda cara memberikan persuasinya.
6.      Coba saudara jelaskan berbagai macam kredibilitas komunikator?
è Kredibilitas menurut Aristoteles, bisa diperoleh jika seorang komunikator memiliki ethos, pathos danlogos. Ethos adalah kekuatan yang dimiliki pembicara dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya. Phatos ialah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya, sedangkan logos ialah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya.
è Sedangkan James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber  dari kompetensi, sikap, tujuan, kepribadian, dan dinamika. Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki oleh seorang komunikator pada masalah yang dibahasnya. Seorang dokter misalnya lebih berkompeten bicara tentang kesehatannya daripada seorang Insinyur Teknik Sipil, begitu juga sebaliknya. Sikap ialah menunjukkan pribadi komunikator, apakah ia tegar atau toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan seorang komunikator punya maksud baik atau tidak. Kepribadian menunjukkan apakah pembicara memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Sedangkan dinamika adalah menunjukkan apakah hal yang disampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan komunikan.
àMenurut bentuknya kredibilitas dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu :
1. Initial Credibility, yakni kredibilitas yang dipersepsikan oleh komunikan sebelum suatu kegiatan komunikasi yang aktual terjadi. Disini komunikan memiliki persepsi tertentu mengenai kredibilitas komunikator karena ia (komunikator) menunjukkan atribut-atribut tertentu yang asosiatif. Misalnya pembicara yang sudah punya nama bisa mendatangkan banyak pendengar, atau tokoh terkenal macam GusDur tulisannya pasti akan dimuat di surat kabar, meski editornya belum membacanya.
2. Derived Credibility, Ini menunjuk pada kredibilitas yang dipersepsikan komunikan ketika suatu kegiatan komunikasi berlangsung. Ketika berkomunikasi, komunikator tidak hanya menyampaikan siapa dirinya. Dari totalitas perilaku komunikasi yang dibawakan komunikator, komunikan dapat memperkirakan apakah ia sesuai atau tidak sesuai dengan initial credibilitynya. Misalnya seorang SBY memperoleh tepukan dari masyarakat, karena pidatonya yang disampaikan bersifat menyenangkan hati para pendengarnya (masyarakat).
3. Terminal Credibility, Kredibilitas yang diperoleh seorang komunikator setelah pendengar atau pembaca mengikuti ulasannya. Seorang komunikator yang ingin memperoleh kredibilitas perlu memeliki pengetahuan yang dalam, pengalaman yang luas, kekuasaan yang dipatuhi dan status sosial yang dihargai. Terminal itu merupakan kepercayaan yang sementara dari audiens, banyak menjelaskan sesuatu tidak hanya pada satu bidang.
Jadi pada dasarnya kredibilitas seorang komunikator bisa berubah jika terjadi perubahan khalayak, topik dan waktu. Artinya kredibilitas seorang pembicara pada suatu tempat belum tentu bisa  sama di tempat lain, kalau khalayaknya berubah. Demikian pula halnya dengan perubahan topik dan waktu, dalam hal ini komunikator bisa saja menguasai topik tertentu, tapi belum tentu dengan topik lain.  Begitu juga seorang pembicara yang sebelumnya memiliki kekuasaan bisa didengar oleh orang lain, tetapi ketika ia tidak berkuasa orang tidak mau lagi mendengarnya. Banyak kasus yang terjadi di Indonesia, contohnya dulu ketika mantan Menteri Penerangan Harmoko berkuasa, pers selalu memburunya. Sekarang ketika tak berkuasa, siapa peduli. 
7.      Apa bedanya Audiens Primer, Audiens Sekunder, dan Gatekeeper?
è Audiens Primer; ialah mereka yang langsung menerima pesan komunikasi pada saat mereka hadir/berpartisipasi secara langsung dengan kegiatan komunikasi yang kita lakukan. Audiens ini yang diberikan informasi yang bersifat rasional.
è Audiens sekunder; ialah keberadaan orang-orang yang akan mendengar pesan komunikasi kita (yang tidak hadir langsung) menerima dari pesan yang kita sajikan secara tulisan. Audiens ini diberikan informasi secara emosional.
è Sedangkan Gatekeeper; ialah mereka yang hadir secara langsung ketika kita menyampaikan pesan kepada mereka hanya berperan sebagai perantara yang akan meneruskan informasi yang mereka terima kepada pihak yang berkepentingan yang mereka wakili. merupakan intermediate target atau target antara/perantara/opinion leader. Biasanya gatekeeeper ini adalah orang yang berpengaruh terhadap masyarakat, namun bukan sebagai pengambil keputusan.

8.      Jelaskan langkah-langkah dan macam-macam pengorganisasian pesan?
è Berbagai hasil penelitian seperti yang dikemukakan oleh Rahmat (1986), menyatakan bahwa, pesan komunikasi yang teroganisasikan lebih mudah dimengerti, memudahkan pengingatan dan memudahkan terjadinya perubahan sikap khalayak. Larson (1986) menyatakan bahwa,ada beberapa cara untuk mengorganisasikan pesan komunikasi yang membantu khalayak untuk mengingat secara mudah dan menerima pesan tersebut. Bentuk organisasi pesan tersebut adalah: format topical, format kronologis, format berdasrakan isu yang berkembang dan format sekuen motif. Disamping itu, terdapat organisasi pesan lainnya seperti format spasial, kausalitas, pemecahan masalah, dan deduktif induktif.
è 1. Format Kronologis Format kronologis artinya pesan dirangkai berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa atau kejadian yang diterangkan. Format ini merupakan bentuk mudaah untuk menuturkan pesan berdasaran urutan-urutan kejadian maupun uruptan pentahapan yang bermanfaat sebagai informasi atau pengetahuan bagi khalayak dan bukan upaya untuk mempengaruhi mereka.
2. Format Topikal Dalam format ini disusun berdasarkan topik yang dibicarakan. Hal imi, dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan topik pembicaraan ke dalam topik yang penting kemudian kurang penting, topik yang mudah kemudian topik yang sukar atau sebaliknya.
3. Format Spasial Dalam format seperti ini, pesan disusun berdasarkan ukuran masalah dari pemecahannya. Dalam strategi persuasi, format spasial dimanfaatkan untuk menggambarkan dan mempersuasi khalayak mengenai luasnya masalah dan akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut.
4. Format Kausal Format kausal adalah menyusun gagasan dengan cara membahas faktor-faktor penyebab dari suatu masalah dan mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya, atau sebaliknya menyajikan dahulu akibat-akibatnya, kemudian mencari dan menjelaskan faktor-faktor yang menjelaskan masalah tersebut.
5. Format pemecahan masalah Dalam format pemecahan masalah, topik-topik pembicaraan secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu pertama pembicaraan menunjukkann pada langkah-langkah diagnosis masalah yang sedang dihadapi khalayak. Kedua, memberikan suatu alternative cara-cara untuk memecahkan masalah atau solusi.
6. Berpikir kreatif Format berpikir kreatif, pada pokoknya hampir mirip dengan format pemecahan masalah, tetapi langkah-langkahnya lebih banyak dan lebih sistematis dibandingkan dengan pola pemecahan masalah. Dalam buku komunikasi bisnis, Curtis, dkk, mensistematisasikan format berpikir kreatif menjadi enam langkah utama, yaitu: a) Mendefinisikan dan membatasi masalah; b) Menganalisi masalah; c) Menghasilkan pemecahan yang memungkinkan; d) Menilai pemecahan yang diberikan; e) Memilih pemecahan terbaik; f) Pelaksanaan pemecahan masalah.
è Selain itu adapula organisasi pesan dengan menggunakan istilah lain seperti berikut:
·         Deduksi (Umum ke Khusus): Pesan dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti. Spasial atau space tergantung pada ruangan, bagaimana ruangan itu mamu menampung pesan-pesan.
·         Induksi (Khusus ke Umum): Pesan dikemukakan dengan perincian-perincian dan kemudia menarik kesimpulan. Topikal di sini adalah yang sedeang “In”.
·         Kronologis: Pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa. Atau dengan kata lain komunikator menerangkan dari awal sampai akhir. Bersifat kausal (sebab-akibat).




9.      Coba saudara jelaskan pengertian dan ruang lingkup dakwah?
è Secara etimologi kata dakwah sebagai bentuk kata dasar yang artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summer), menyeru (to propa), mendorong ( to urge) dan memohon (to pray). Dakwah berasal ari bahasa Arab “da’a”. Arti perkataan ini bisa bermacam-macam, tergantung kepada pemakaiannya di dalam kalimat yang bersangkutan, Menurut para ulama Basrah, dasar pengambilan da’wah itu adalah masdar “ da’watun", artinya panggilan. Sedngkan menurut ulama Kaufah perkataan dakwah itu diambil dari akar kata “da’aa” yang artinya memanggil.
è Dakwah dalam pengertian tersebut dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:
tA$s%Éb>uß`ôfÅb¡9$#=ymr&¥n<Î)$£JÏBûÓÍ_tRqããôtƒÏmøs9Î)(žwÎ)urô$ÎŽóÇs?ÓÍh_tã£`èdyøx.Ü=ô¹r&£`ÍköŽs9Î)`ä.r&urz`ÏiBtûüÎ=Îg»pgø:$#ÇÌÌÈ
Artinya : “Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih Aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu Aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah Aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf: 33)
ª!$#ur(#þqããôtƒ4n<Î)Í#yŠÉO»n=¡¡9$#Ïökuur`tBâä!$t±o4n<Î):ÞºuŽÅÀ8LìÉ)tFó¡BÇËÎÈ
Artinya: “Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (QS. Yunus: 25)
Arti kalimat darussalam ialah: tempat yang penuh kedamaian dan keselamatan. Pimpinan (hidayah) Allah berupa akal dan wahyu untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.Sedangkan orang yang melakukan seruan dan ajakan tersebut adalah da’i (isim fa’il) artinya orang yang menyeru. Dengan demikian secara etimologi pengertian dakwah merupakan suatu proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.
Sedangkan pengertian dakwah menurut terminologi (istilah), banyak para ahli yang berbeda dalam memberikan pengertian dakwah seperti :
è Dakwah menurut Syekh Ali Makhfudh dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan bahwa dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka pada perbuatan mungkar agar mereka memperoleh kebahagian dunia dan akhirat.
è Sedangkan pendapat Bakhial Khauli, yang dimaksud dengan dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepadad keadaan yang lain.
è Pendapat Prof. Thoha Yahya Omar M.A yang dikutip oleh Toto Tasmara menyebutkan bahwa, definisi dakwah menurut Islam ialah : mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan akhirat.
è Sedangkan pendapat S.M Nasruddin Latif yang dikutip oleh Siti Muriah menyebutkan bahwa dakwah adalah usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah syari’at serta akhlak Islamiyah.
Meskipun nampak adanya perbedaan dalam kedua perumusan di atas, namun esensinya tetap sama, yaitu bahwa dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak umat manusia agar dapat melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya sesuai dengan petunjuk Allah (Islam), agar nantinya mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
è Ruang lingkup dakwah Obek formal kajian ilmu dakwah adalah mempelajari hakikat dakwah. Apakah dakwah hanya sekadar merupakan bentuk dan model sosialisasi dan transformasi agama islam? Apakah dakwah hanya mengajak manusia untuk hidup dijalan Allah saja? Apakah hubungan antara dakwah dengan makna Rahmatan lil al-alamin dengan amar ma’ruf nahi mungkar.Sementara objek material ilmu dakwah adalah manusia, Islam, Allah dan lingkungan (Dunia). Ilmu dakwah mencoba melihat interaksi antara manusia yang menjadi subjek (Da’i) dan objek (Mad’u) dalam proses dakwah, Islam sebagai pesan dakwah dan lingkungan di mana manusia akan menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai Islam, serta Allah yang menurunkan Islam dan memberikan takdirnya yang menyebabkan terjadinya perubahan keyakinan, sikap dan tindakan.
Dengan demikian, ruang lingkup ilmu dakwah tidak akan pernah terlepas dari pembahasan tentang Allah, manusia dan lingkungan di mana proses dakwah
terjadi..Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa ruang lingkup ilmu dakwah adalah
1) Manusia sebagai pelaku dakwah dan manusia sebagai penerima dakwah.
2) Agama Islam sebagai pesan dakwah yang harus disampaikan.
3) Allah yang menciptakan manusia dan alam sebagai Rabb yang memelihara alam dan menurunkan agama Islam, serta menentukan proses terjadinya dakwah.
4) Lingkungan alam tempat terjadinya proses dakwah. 
è Dakwah meliputi unsur-unsur berikut:
·       Subjek Dakwah (Da’i): Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau melalui organisasi/lembaga.Seorang da’i harus mempunyai wawasan dan eilmuan ynag mumpui agar ia bisa menjadi sandaran umat berkonsultasi dan bertaya tentang persoalan agama dan umum.
·         Objek Dakwah (Mad’u): Madu, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.Jika seorang da’i sudah mengenal mad’u yang dihadapi, maka dia bisa menyiasati penerapan strategi dakwah yang tepat untuk menghadapi mad’unya tersebut.
·         Materi Dakwah:Isi pesan yang disampaikan da‘i kepada mad‘u. Pada dasarnya materi dakwah hanyalah berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah  pokok, yaitu: akidah, syariah, muamalah dan akhlak.
·         Metode Dakwah: Jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, karena suatu pesan dakwah walaupun baik tetapi disampaikan dengan metode yang tidak tepat, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh mad’u. Pembahasan mengenai metode dakwah pada umumnya merujuk pada surat An-Nahl/16:125
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu: bi al-hikmah; mau’izatul hasanah; dan mujadalah  billati hiya ahsan. Secara garis besar ada tiga materi pokok metode (thariqah) dakwah, yaitu:
1)      Bi al- Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
2)      Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat mnyentuh hati mereka.
3)      Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakawah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.
·    Media Dakwah: alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada madu. Media dakwah dapat memermudah para juru dakwah untuk menyampaikan pesan pada khalayak atau komunikannya dan pesan yang disampaikan dapat tersebar dengan luas. Untuk menyampaikan ajaran Islam, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah. Hamzah Ya’kub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu, lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak.
1)      Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
2)      Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat-menyurat (korespondensi), spanduk dan sebagainya.
3)      Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya.
4)      Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya, seperti televisi, film, OHP, Internet, dan sebagainya.
5)      Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u.

10.   Coba saudara jelaskan kedudukan dakwah sebagai ilmu?
è Salah satu bentuk pengakuan bahwa bidang pengetahuan disebut ilmu pengetahuan adalah karena bidang itu diterima di dunia akademik dan dikaji secara disipliner dalam wadah program studi/jurusan/fakultas. Dilihat dari sisi ini, ilmu dakwah sudah diakui masyarakat ilmiah sejak dibukanya Jurusan Dakwah pada Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar pada 1942 dan diterbitkannya karya ilmiah Syekh Ali Makhfudz yang berjudul Hidayah al-Mursyidin. Isi buku ini menekankan pada lingkup kajian dakwah sebagai tabligh dalam pengertian penyiaran Islam melalui khitabah.
Sejak ilmu dakwah memperoleh status akademik pada 1942 sampai 1980, sudah cukup banyak buku dakwah yang diterbitkan oleh para pemikir dakwah. Tulisan mereka berkisar pada masalah; unsur-unsur dakwah (tabligh), eksistensi dakwah sebagai sarana perbaikan masyarakat, problematika dakwah sebagai sarana perbaikan masyarakat, problematika dakwah, proses dakwah, sistem dakwah, metode dakwah, analisa faktor-faktor keberhasilan tabligh (penyiaran Islam), media dakwah, filsafat dakwah, manajemen dakwah, dan konsep dakwah menurut al-Qur’an.
Pola kecendrungan pemikiran dakwah kemudian ditandai dengan: (1) adanya cara pandang tentang dakwah sebagai fenomena tauhid dan kemasyarakatan. Maka, dimensi-dimensi kegiatan dakwah melingkupi semua aspek kehidupan bermasyarakat. (2). Dakwah tidak hanya dilihat sebagai kegiatan tabligh tetapi juga pembangunan umat dalam bentuk pengembangan masyarakat Islam. Demikian juga, dakwah bukan lagi kegiatan yang hanya dilihat sebagai aktivitas pribadi melainkan aktivitas jama’ah yang memerlukan organisasi yang kuat dengan sistem pengelolaan yang lebih profesional dalam bentuk manajemen dakwah Islam. (3) Dakwah bukan lagi hanya dilihat dalam perspektif masalah lokal tetapi dalam perspektif masalah mendunia (global), sehingga setiap unsur sistem dakwah dapat dipengaruhi oleh perkembangan politik, ekonomi, sains, dan teknologi masyarakat sejagat. (4) Pendekatan dakwah bukan lagi hanya dilihat dengan menggunakan unsur-unsur tabligh tetapi menggunakan sistem yang lebih dapat menjelaskan interaksi antar unsur dakwah serta masalah yang ditimbulkan dan interaksi yang dimaksud. (5) kajian dakwah bukan lagi hanya dilihat sebagai kegiatan atau seni tetapi sebagai fenomena keilmuan yang didekati dengan epistemologi yang lebih yang lebih jelas.
Dalam kerangka epistemiknya, ilmu dakwah dipahami sebagai teoritik dan terapan Islam untuk menumbuhkan, menata dan merekayasa masa depan kehidupan umat dan peradaban Islam sesuai dengan cita-cita terwujudnya khairul ummah. Karena itu, ilmu dakwah juga merupakan ilmu kemasyarakatan Islam yang menjelaskan bagaimana kehidupan umat Islam dibangun sesuai dengan paradigma dan sistem nilai islam.
è Dari sisi lain, suatu ilmu harus mempunyai unsur-unsur masalah sebagai objek, metode sebagai cara bekerja dalam melakukan penyelidikan dan sistem yaitu, klasifikasi masalah yang dihadapi. Dakwah mempunyai sistem, sebagaimana telah dicontohkan oleh rasulullah di dalam pelaksanaannya. Satu unsur lagi yang harus dipenuhi oleh dakwah sebagai ilmu adalah sifat dari unsur-unsur ilmu yang dipunyainya itu adalah universal.


11.    Apa bedanya filsafat dan agama menurut William Temple seorang ahli agama?
è Mengenai keyakinan agama dan hubungannya dengan filsafat, terbagi kepada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan bahwa agama adalah filsafat, seperti halnya pendirian Dean Inge yang mengatakan: “Saya tidak mampu membedakan antara filsafat dan agama.” Ada pula yang membedakan antara filsafat dan agama sebagaimana para ulama menyimpulkan bahwa filsafat merupakan produk manusia, sementara agama terlahir dari wahyu. Kalaupun ada agama yang berlatar filsafat maka agama tersebut agama filsafat. Pandangan lainnya adalah ada hubungan erat antara filsafat dan agama. Kedua perkataan ini meliputi bidang yang sama, yaitu bidang yang sangat penting mengenai soal hidup dan matinya seseorang dan bukan persoalan remeh. Perbedaan keduanya tidak terletak pada bidangnya, melainkan dalam caranya. Filsafat berarti memikir, sedangkan agama berarti mengabdikan diri. Orang yang belajar filsafat tidak saja mengetahui soal filsafat, akan tetapi lebih penting dari itu ia dapat berpikir. Begitu juga orang yang mempelajari agama, tidak hanya puas dengan pengetahuan agama, tetapi memerlukan membiasakan dirinya dengan hidup secara agama.
è William Temple berkata: “Filsafat itu ialah menuntut pengetahuan untuk memaham, sedangkan agama adalah menuntut pengetahuan untuk beribadah.” Menurutnya, pokok dari agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, akan tetapi perhubungan antara seseorang manusia dengan Tuhan. Dalam bahasa C.S. Lewis diistilahkan dengan enjoyment dan contemplation (rasa cinta dan memikirkan rasa cinta). (David Trueblood, Philosophy of Religion; Filsafat Agama, 1994, hal. 3)

12.   Apa bedanya filsafat dengan ilmu pengetahuan serta filsafat ilmu dengan agama islam?
è Perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan: Science menggunakan metode analitycal decription (penguraian analitik), sedangkan filsafat menggunakan metode syntetic interpretation (penafsiran sintesis). Science tanpa filsafat menurt Will Durant, sama artinya dnegan fakta-fakta tanpa perspective dan valuation (penilaian dan pembobotan), dan yang demikian tidak akan bisa menjamin kita fari kebinasaan dan perpecahan. Science memberikan kita pengetahuan (knowledge), akan tetapi filsafat memberi kita kebijaksanaan (wisdom).
Rincian perbedaannya adalah:
-          Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu
-          Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita
-          Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.
-          Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
-          Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder [secondary cause]
è Sedangkan mengenai filsafat ilmu dan agama Islam, yakni Filsafat dan ilmu mendapat tempat yang layak dan sama sekali tidak bertentangan secara prinsip dengan ajaran-ajaran islam (agama). Bahkan sebaliknya Al-Quran secara tegas memberikan kemungkinan-kemungkinan bagi pemikiran-pemikiran filosofis tersebut. Ayat-ayat Al-Quran yang menyuruh manusia menggunakan pemikirannya dengan menjadikan alam semesta sebagai objek pikirannya, di samping mendorongnya ilmu yang amat berguna buat kemakmuran hidup manusia, juga merangsang munculnya pemikiran-pemikiran filosofis dalam islam (agama).
Filsafat dapat mencapai kebenaran dan kalau dapat bagaimana kapasitas kebenaran yang dapat dicapainya itu dibandingkan dengan kebenaran wahyu. Hal ini telah menjadi ajang perdebatan  di kalangan kaum muslimin sejak mereka mengenal filsafat dari yunani. Tujuan mempelajari filsafat dalam islam adalah agar kita dapat mengambil manfaat dari akal yang bermacam-macam itu untuk kekuatan dan kejayaan islam sendiri.Agama mengajarkan bahwa kebenaran hakiki (Al-Haqq) hanyalah berasal dari tuhan dan bahwa apa yang berasal dari tuhan adalah kebenaran yang pasti. Ayat-ayat Al-Quran berikut ini menjadi dasar dari pendapat tersebut yaitu:
,ysø9$#`ÏBy7Îi/¢Ÿxsù`ä3s?z`ÏiBtûïÎŽtIôJßJø9$#ÇÏÉÈ
“apa yang Telah kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (QS. Ali Imran: 30)
Akan halnya filsafat yang juga dianggap dapat membawa kepada kebenaran, maka islam mengakui bahwa selain kebenaran yang hakiki, masih ada lagi kebenaran yang besifat absolut, yaitu kebenaran yang dicapai sebagai hasil usaha akal budi manusia. Kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif karena ia berbicara tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat dieksperimenkan, tidak dapat diuji dan atau diriset. Sedangkan kebenaran ilmu adalah kebenaran positifkarena dapat diuji secara empiris. Tetapi kedua-duanya tetap bernilai nisbi karena keduanya adalah produk akal budi yang juga bersifat nisbi.
            Sangat sukar menerima filsafat, ilmu dan agama, kecuali kalau filsafat itu dimaksudkan bersumber pada filsafat Yunani, ilmu bertopang pada rasionalisme yang tumbuh di benua Eropa abad ke 17-18 dan agama itu dimaksudkan agam Islam.
è Beberapa ayat dari Al-Qur’an yang berhubungan:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
اللَّهُ الصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
                                                                                                            
“Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4)



إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ

“Sesunguhnya kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”(QS. As-Zumar: 2)


13.   Apa yang dimaksud dengan islam? Sebutkan beberapa ayat atau hadist yang dijadikan rujukannya!
è Islam adalah kata benda dari kata kerja aslama, artinya menyerahkan diri. Kata aslama dipakai dalam rangkaian kalimat: “menyerahkan sesuatu atau barang siapa kepada sesuatu atau kepada siapa”.Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT,
4n?t/ô`tBzNn=ór&¼çmygô_ur¬!uqèdurÖ`Å¡øtèCÿ¼ã&s#sù¼çnãô_r&yYÏã¾ÏmÎn/uŸwurì$öqyzöNÎgøŠn=tæŸwuröNèdtbqçRtøtsÇÊÊËÈ
“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).

Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya.
Hal senada dikemukakan Hammudah Abdalati[2]. Menurutnya, kata “Islam” berasal dari akar kata Arab, SLM (Sin, Lam, Mim) yang berarti kedamaian, kesucian, penyerahan diri, dan ketundukkan. Dalam pengertian religius, menurut Abdalati, Islam berarti "penyerahan diri kepada kehendak Tuhan dan ketundukkan atas hukum-Nya" (Submission to the Will of God and obedience to His Law).
Hubungan antara pengertian asli dan pengertian religius dari kata Islam adalah erat dan jelas. Hanya melalui penyerahan diri kepada kehendak Allah SWT dan ketundukkan atas hukum-Nya, maka seseorang dapat mencapai kedamaian sejati dan menikmati kesucian abadi.
            Ada juga pendapat, akar kata yang membentuk kata “Islam” setidaknya ada empat yang berkaitan satu sama lain.
1.      Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.
2.      Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.
3.      Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain (tugas dakwah atau ‘amar ma’ruf nahyi munkar).
4.      Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.

Makna Islam: Terminologis
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan definisi Islam secara terminologis. KH Endang Saifuddin Anshari mengemukakan, setelah mempelajari sejumlah rumusan tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia merumuskan dan menyimpulkan bahwa agama Islam adalah:
·        Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada.
·        Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya.
·        Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat.
·        Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariat dan akhlak.
·        Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.n
è  Kemudian perkataan Islam itu menjadi nama dari Agama. Pengertian tersebut diambil dari Ayat-ayat dan Hadist sebagai berikut:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ3...
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam....”(QS. Ali Imron: 19).

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا...
“......Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu....”(QS. Al-Maaidah: 3)

14.   Jelaskan perkembangan dakwah semenjak Nabi Muhammad SAW?
è Ada berbagai pendapat tentang saat tumbuhnya proses dakwah:
a)        Setelah enam bulan berselang Rasul menerima wahyu II (QS. Al-Muddatsir). Nampak pada ayat 1 dan 2 berisi perintah kepada Nabi untuk menyampaikan isi pernyataan wahyu Allah kepada sekalian manusia.Sebagian ulama mengatakan bahwa setelah wahyu II inilah yang mengawali Nabi diangkat menjadi Rasul. Sedangkan ketika menerima wahyu I beliau dikatakan sebagai nabi saja. (Prof. Thoha yahya Omar MA, Prof . H. Mahmud Yunus).Dakwah bermula sejak turunnya wahyu yang kedua ini yang berisi perintah kepada nabi Muhammad saw. untuk memberi peringatan kepada umat manusia.Ibnu Hajar Rahimahullahu memberi komentar dalam Fathul Bari-nya. Beliau menyatakan bahwa Al-Mudattsir diturunkan dengan maksud khusus yaitu menyampaikan risalah Ayat ini turun setelah rasul pulang dari gua hira, ketika menemui khadijah beliau mengatakan “ Selimutilah aku” kemudian Jibril datang.
b)        Dakwah bermula sejak pidato nabi Muhammad saw. diPadang ‘Arofat yang dikenal juga dengan sebutan pidato haji wada’ pada 9 Dulhijjah tahun 10 Kenabian.Melakukan (berjuang) dengan penuh semangat dan percaya diri. Seperti. Membangun kesadaran dalam jiwanya bahwa segala sesuatu adalah kecil dihadapan Allah swt, hanya Allah yang besar (kuasa). Sehingga da’i harus menghadapi segala tantangan yangterjadi dalam melakukan tugas dakwah dengan rasa optimis akan perlindungan atau pembelaan Allah. Bersikap tegas dan tidak ada kompromi dalam perbuatan dosa, kata-kata kotor,dsb. (penyembahan berhala, syirik, dsb) tidak bisa ditolerir. (Aqidah).
c)        Dakwah bermula turunnya wahyu pertama di gua Hiraa. Setelah 40 hari lamanya Nabi berkhalwat, beliau menerima wahyu pertama QS.Al-‘Alaq 1-5.

ù&tø%$#ÉOó$$Î/y7În/uÏ%©!$#t,n=y{ÇÊÈt,n=y{z`»|¡SM}$#ô`ÏB@,n=tãÇËÈù&tø%$#y7š/uurãPtø.F{$#ÇÌÈÏ%©!$#zO¯=tæÉOn=s)ø9$$Î/ÇÍÈzO¯=tæz`»|¡SM}$#$tBóOs9÷Ls>÷ètƒÇÎÈ

“1.  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2.  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Kejadian yang dialaminya itu disampaikan kepada istrinya dan bersamanya menyampaikankepada anak paman Khadijah (Waraqah bin Naufal) yang masih beragama Nasrani.Waraqah menerima dan berjanji seandainya usianya masih dia akan berada bersama Nabi ketika banyak umat manusia yang menentangnya.Menurut riwayat terkuat adalah beliau saat itu berusia 40 tahun lebih beberapa bulan menurut hitungan kalender Qamariyyah.
d)      Dakwah bermula sejak zaman Nabi Adam a.s ketika beliau digoda oleh syaitan di surga. Al-Qur’an mengajarkan tentang hal ini dalam surat Thaha: 120-121.
šZuqóuqsùÏmøŠs9Î)ß`»sÜø¤±9$#tA$s%ãPyŠ$t«¯»tƒö@ydy79ߊr&4n?tãÍotyfx©Ï$ù#èƒø:$#77ù=ãBuržw4n?ö7tƒÇÊËÉÈŸxŸ2r'sù$pk÷]ÏBôNyt7sù$yJçlm;$yJßgè?ºuäöqy$s)ÏÿsÛurÈb$xÿÅÁøƒs$yJÍköŽn=tã`ÏBÉ-uurÏp¨Ypgø:$#4#Ó|ÂtãurãPyŠ#uä¼çm­/u3uqtósùÇÊËÊÈ
“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi. dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
“Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia”

Menurut Thoha Yahya Omar. Ayat ini sebagai petunjuk bahwa Dakwah dalam arti umum telah bermula sejak Syaithan berhasil menbujuk Nabi dam untuk melakukan apa yang diinginkannya. Cuma masalahnya adalah, bahwa sabyeknya adalah Syaithan bukan manusia,maka proses ini kendatipun mendekati pengertian dakwah, tidaklah dimasukan ke dalam pembicaraan saat bermulanya dakwah, sebab subyek dari ilmu dakwah adalah manusia.
è Berbagai pendapat, saat turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad saw.
a)        Menurut Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarokfury,Dalam kitab siroh beliau, beliau menjelaskan bahwa memang ada perbedaan pendapat diantara pakar sejarah tentang kapan awal mula turunnya wahyu, yaitu turunnya surat Al-Alaq: 1-5. Beliau menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21. Beliau mengatakan:“Kami menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21, sekalipun kami tidak melihat orang yang menguatkan pendapat ini. Sebab semua pakar biografi atau setidak-tidaknya mayoritas di antara mereka sepakat bahwa beliau diangkat menjadi Rasul pada ahari senin, hal ini diperkuat oleh riwayat para imam hadits, dari Abu Qotadah radliyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallampernah ditanya tentang puasa hari senin. Maka beliau menjawab,“Pada hari inilah aku dilahirkan dan pada hari ini pula turun wahyu (yang pertama) kepadaku.”
Dalam lafdz lain disebutkan, “Itulah hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku diutus sebagai rasul atau turun wahyu kepadaku”.Hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu adalah jatuh pada tanggal 7, 14, 21, dan 28. Beberapa riwayat yang shahih telah menunjukkan bahwa Lailatul Qodar tidak jatuh kecuali pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Jadi jika kami membandingkan antara firman Allah,“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qodar”, dengan riwayat Abu Qotadah, bahwa diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada hari senin, serta berdasarkan penelitian ilmiah tentang jatuhnya hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu, maka jelaslah bagi kami bahwa diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada malam tanggal 21 dari Bulan Ramadhan. Maka jelaslah bahwa pendapat kapan al-Quran turun, baik al-Quran turun dari Baitul Izzah ke langit dunia atau dari langit dunia ke Rasulullah keduanya  saling melengkapi, dan bukan terjadi di 17 Ramadhan.
b)        Menurut Ibnu Ishaaq, wahyu pertama turun pada tanggal 17 ramadhan tahun ke 41 dari usia nabi Muhammad saw.
c)        Menurut Syech Muhammad al-Chudlary & Muhammad Ridla yang dikutip juga oleh H. Zainul Arifin ‘Abbas, wahyu pertama turun pada tanggal 17 ramadhan tahun ke 41dariusia nabi Muhammad saw atau ketika umur beliau menginjak 40 tahun, 6 bulan, 8 hari, bersamaan dengan perhitungan tanggal 6 Agustus 610 M.
d)        Menurut Prof, Mohammad Abd Allah Draz, wahyu pertama turun pada tanggal 17 ramadhan bersaan dengan tanggal bulan pebriari 610 M., -13 tahun sebelum tarich hijriah dimulai.
e)        Menurut H.O.S Tjokroaminoto, wahyu pertama turun d suatu malam di dalam bulam ramadhan, tanggal 21 atau 23 atau 25 atau27 atau 29 bertepatan dengan tahun 609 M.
Dari pendapat-pendapat di atas, satu hal yang nampaknya sependapat bahwa bulan turunnyawahyu pertama adalah bulan ramadhan dan pada ketika malam (Lailatul Qodar “malam kemuliaan”)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan” (QS. Al-Qodar: 1)

15.   Sebutkan 3 ruas dakwah dalam periode Nabi Muhammad SAW?
è 1. Ruas Mekkah: Berlangsung selama lebih kurang 13 tahunNabi Muhammad saw. menjalankan dakwah secara tertutup, oleh karena reaksi yang keras dari masyarakat penyembah berhala. Sesudah menerima wahyu kedua yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau berdakwahsecara sembunyi-sembunyi dan menyeru keluarganya yang terdekat. Mereka ada yang tinggal satu rumah dan sahabat-sahabat terdekat. Seorang demi seorang di berikan pemahaman agar mereka meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah Allah yang Maha Esa. Berikut nama-nama yang mula-mula beriman kepada Rosulullah SAW:
1)      Siti Khadijah (Isteri Rosulullah SAW)
2)      Ali bin Abi Thalib (masih sangat muda) putra paman Rosulullah SAW, Abu Thalib
3)      Zaid bin Harisah, budak Rosulullah SAW yang kemudian menjadi anak angkat
4)      Abu Bakar Siddik (sahabat Rosulullah SAW)
Melalui Abu Bakar, banyak orang-orang yang memeluk Islam, antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, dan lain-lain. Mereka di beri gelar As Sabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang terdahulu atau pertama-tama masuk islam. Mereka mendapatkan pelajaran tentang islam dari Rosulullah SAW secara langsung ditempat yang tersembunyi dirumah Arqam bin Abil Arqam di kota Mekah.
MenurutAli Mustafa Ya’kub, Dakwah Nabi di Makkah menggunakan 4 pendekatan:
(1) Pendekatan personal.
(2) Pendekatan pendidikan.Rasulullah melakukan pendidikan kepada para sahabat yang telah menerima Islam secara bersama di rumah al-Arqam bin Abil Arqam.
(3) Pendekatan penawaran.Rasulullahmendatangi para peziarah ke Makkah yang datang dari Yatsrib untuk menyampaikan berita kenabian.
(4) Pendekatan Missi. Rasulullah mengutus Mus’ab bin Umar untuk menjadi guru di Yatsrib.
            Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah saw. Periode Mekah dapat dilihat antara lain sebagai berikut.
1.      Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral, seperti tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2.      Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala menyembah patung-patung. Rasulullah saw. Mengajak untuk beralih pada Islam yang hanya menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa serta menjauhi sikap musyrik.
3.      Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia.
4.      Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat- istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
5.      Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di antaranya dengan tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.
            è2. Ruas Madinah: Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah yang bertepatan dengan 28 Juni 621 sampai dengan wafatnva Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah. Nabi Muhammad saw. menjalankan dakwah secara terbuka, oleh karena sebelum beliau hijrah ke kota.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surah Makkiyah dan Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang rerkandung dalam 25 surah Madaniyah dan hadis periode Madinah. umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk Islam dan kalangan Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab, dan yang tidak termasuk bangsa Arab.
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa. Selain itu Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakar madani di Madinah. Usaha-usaha nyata Rasulullah SAW seperti tersebur akan dibahas pada sub pokok bahasan tentang strategi Rasulullah dalam membentuk masyarakat madani di Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Adapun substans dakwah Rasulullah saw periode madinah antara lain:
-Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan kaum Anshar
- Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam
- Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan social untk masyarakat Islam
Dengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan nagara “ Baldatun Thiyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah disebut “Madinatul Munawwarah ”.
è 3. Ruas Hudaibiyah: Kaum kafir Quraisy mengetahui, bahwa perjanjian Hudaibiyah itu sangat menguntungkan kaum Muslimin. Umat Islam semakin kuat, karena hampir seluruh semenanjung Arab, termasuk suku-suku bangsa Arab yang paling selatan telah menggabungkan diri kepada Islam. Kaum kafir Quraisy merasa terpojok, dan mereka secara sepihak berniat membatalkan perjanjian Hudaibiyah itu, dengan cara menyerang Bani Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan Islam.
Rasulullah SAW sebenarnya tidak menginginkan terjadinya peperangan, yang sudah tentu akan menelan banyak korban jiwa. Untuk itu Rasulullah SAW dan bala tentaranya berkemah di pinggiran kota Mekah dengan maksud agar kaum kafir Quraisy melihat sendiri, kekuatan besar dan bala tentara kaum Muslimin.Taktik Rasulullah SAW seperti itu ternyara berhasil, sehingga dua orang pemimpin Quraisy yaitu Abbas (paman Nabi SAW) dan Abu Sufyan (seorang bangsawan Quraisy yang lahir tahun 567 M dan wafar tahun 652 M) datang menemui Rasulullah SAW dan menyatakan diri masuk Islam.
Dengan masuk Islamnya kedua orang pemimpin kaum kafir Quraisy itu, Rasulullah SAW dan bala tentaranya dapat memasuki kota Mekah dengan aman dan membebaskan koba itu dari para penguasa kaum kafir Quraisy yang zalim. Pembebasan kota Mekah ini terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya pertumpahan darah.Bahkan setelah itu, kaum Quraisy berbondong-bondong menyatakan diri masuk Islam, menerima ajakan Rasulullah dengan kerelaan hati. Kernudian bersama-sama bala tentara Islam mereka membersihkan Ka’bah dan berhala-berhala dan menghancurkan berhala-berhala itu.
Pada tabun ke-9 dan 10 H berbagai kabilah bangsa Arab seperti Bani Tamim, Bani Amr, Bani Sa’ad Ibnu Bakr, dan Bani Abdul Haris datang ke Madinah menghadap Rasulullah SAW untuk menyatakan dukungannya.Dengan demikian seluruh Jazirah Arabia telah masuk Islam, dan masuk wilayah pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah. Rasulullah SAW dan umat Islam memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang. Sejak saat ini dimulainya ruang lingkup dakwah yang lebih luas, sebab dakwah berangsur-angsur ditujukan kepada negara-negara di sekitar Madinah.










DAFTAR REFERENSI
Ali Aziz, Moh. 2004.Ilmu Dakwah, Jakarta : Kencana.
Fajar,Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ghazali,M. Bachri. 1997. Dakwah Komunikatif. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya..
Munir, M. dan Wahyu Ilaih.2009. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana

Syam, Nina W. 2012. Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

d'SwEEt piNk