Wednesday, December 4, 2013

Unsur-unsur Komunikasi dan Informasi


Di samping makhluk beragama, manusia juga adalah makhluk sosial, makhluk yang selalu hidup berinteraksi dan bermasyarakat karena senantiasa membutuhkan peran-peran pihak lain. Artinya, berinteraksi sosial atau hidup bermasyarakat merupakan sesuatu yang tumbuh secara alamiah sesuai dengan fitrah kebutuhan manusia. Oleh karena itu manusia menduduki posisi yang sangat  penting dan strategis dalam membangun peradaban dunia dengan menggunakan kemampuannya berbiacara.
Kemampuan bicara (bahasa) berarti kemampuan berkomunikasi dan memberi informasi. Dalam realitas kehidupan, memang bukan hanya manusia yang bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya, binatang pun dapat berbicara satu sama lain, walaupun manusia tidak mengerti bahasa mereka kecuali Nabi Sulaiman yang bisa memahami bahasa semut, seperti yang disebutkan dalam surah an-Naml/18: 18-19, dan memahami bahasa burung Hudhud pada ayat 22 -28 di surah yang sama. Manusia dapat pula berkomunikasi dengan binatang, baik secara verbal maupun isyarat, seperti pada kasus-kasus binatang peliharaan.
Dalam kehidupan ini, manusia yang satu dengan yang lainnya berhubungan melalui komunikasi bahasa, baik verbal maupun nonverbal. Komunikasi adalah ciri kemanusiaan yang sangat penting dalam kehidupan. Namun komunikasi bukan sekedar cara untuk memberitahu orang lain tetapi juga sebagai sarana dialog, tukar pikiran, sehingga manusia memilki pengetahuan.
Dalam perspektif Islam, komunikasi disamping untuk mewujudkan hubungan horizontal terhadap sesama manusia (hablum minannas), juga digunakan untuk membangun hubungan vertikal kepada Allah (hablum minallah). Komunikasi dengan Allah tercermin melalui badah-ibadah wajib, seperti doa, shalat dan puasa yang bertujuan untuk membentuk ketakwaan. Komunikasi dengan sesama manusia terwujud melalui penekanan hubungan sosial (muamalah ijtimaiyah) yang tercantum dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti agama, budaya, politik, ekonomi dan seni.
Komunikasi Islam merupakan proses penyampaian atau tukar menukar informasi yang menggunakan prinsip komunikasi dalam Al-Qur’an. Dengan demikian, komunikasi Islam dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian ajaran Islam dari komunikator kepada komunikasi dengan menggunakan prinsip-prinsip yang selaras dengan Al-Quran dan al-Hadis.
Dalam aspek perubahan sosial, kualitas komunikasi Islam menyangkut nilai-nilai kebenaran, kesederhanaan, kebaikan, kejujuran, integritas, keadilan; kesahihan pesan dan sumber menjadi aspek sangat urgen dalam kounikasi Islam. Oleh karena itu, dalam perspektif komunikasi Islam ditegakkan di atas sendi hubungan segitiga antara “Allah, manusia dan masyarakat”.
Dakwah, tablig, ceramah, khutbah, majlis taklim adalah bentuk-bentuk komunikasi dan informasi dengan segala metode dan teknik untuk menginformasikan ajaran Islam. Dakwah dan tabligh ini dilakukan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dan rasul-rasul sebelumnya yang kemudian dilanjutkan oleh sahabat, tabiin, tabit-tabiin, ulama-ulama, para da’i dan muballig hingga kini dan seterusnya sampia akhir zaman.
Rasul adalah komunikator utama dalam menyampikan mana yang baik dan mana yang buruk. Sebagai komunikator, para rasul menyampikan wahyu Allah dalam rangka mengarahkan manusia untuk selalu berbuat baik. Oleh karena itu rasul  memiliki sifat-sifat dan kepribadian, sebagai berikut:
a.       Siddiq: selalu berbicara dan berbuat kebenaran dalam segala aspek kehidupan secara konsisten.
b.      Amanah: dapat dipercaya, sehingga menjadikan pihak lain “aman” dari segala bentuk penghianatan atau ketidakjujuran.
c.       Tablig:  penyampaian pesan kepada orang lain dari apa yang dimanahkan kepadanya.
d.      Fatanah: keniscayaan para rasul sebagai insan-insan cerdas karena mereka akan berhadapan dengan orang-orang yang menjadi subjek dakwahnya yang memiliki kecerdasan pula.

Bila para da’i atau mubaligh harus mengikuti kepribadian rasul tersebut, maka adlah amat ideal jika jika sifat-sifat luhur da’i sebagai keomunikator pun terdapat pada dirinya dihiasi dengan akhlak karimah dan uswah hasanah yang teringkas dalam  kepribadian mulia dan tercermin dalam kesehariannya. Para pakar sastra menekankan perlunya beberapa kriteria bagi mubalig, diantaranya:
a.       Tertampungnya seluruh pesan dalam kalimat yang disampaikan;
b.      Kalimatnya tidak bertele-tele, tetapi tidak pula terlalu singkat sehingga tidak mengaburkan pesan;
c.       Kosakata yang merangkai kalimat tidak asing bagi pendengaran dan pengetahuan lawan bicara, mudah diucapkan serta tidak berat terdengar;
d.      Kesesuaian kandungan kalimat dan gaya bahasa dengan sikap lawan bicara;
e.       Kesesuaian ucapan dengan tata bahasa.
Tugas para rasul menyampaikan syariat kepada umatnya. Bila rasul terdahulu hanya menyampaikan ajaran kepada kaumnya, lain lagi dengan Nabi Muhammad. Beliau bertugas menyampikan ajaran Allah, Islam kepada seluruh manusia di dunia walupun dalam kenyataannya tidak semua manusia menerimanya.
Isi ajaran yang dibawa Rasulullah meliputi aspek akidah, aspek syariah Islam: ibadah dan muamalah (ahwalsy-syahsiyah, perdata dan pidana Islam) danaspek  akhlak. Sementara itu media yang digunakan meliputi lisan dan tulisan. Pada masa modern sekarang ini media yang digunakan banyak sekali, tinggal lagi kemampuan memanfaatkannya. Rekaman DVD, VCD, video, dan film bisa dijadikan media dakwah tidak hanya tatap muka tetapi dengan jarak jauh pun kini, dapat dilakukan.
Komunikan adalah masyarakat penerima informasi yang amat beragam, baik dari aspek agama, udaya maupun peradabannya. Namun bahasa Islam tetap rahmah, tepat, sopan, dialogis dan menjaga harga diri orang lain, tidak kasar tapi tegas. Hal-hal yang diperlukan dalam menerima informasi adalah memilih dan memilah. Seorang muslim yang biak hars pandai memilih dan memilah apa yang wajar didengarnya untuk dicamkan dan diperkenankan, dan apa pula yang tidak wajar. Selain itu, check dan re-check informasi. Ketika berita harus dipilih dan dipilah akan lebih bagus juga bila adanya checking atas berita yang diterima, sejauh mana kebenarannya.
 Feed back dari komunikan adalah aspek lain yang perlu diperhatikan agar setiap pesan sampai dengan baik dan dapat diterima. Maka perhatian terhadap para komunikan merupakan sisi lain dimana segala informasi diramu berdasarkan kemampuan masing-masing. Bisa jadi isi pesan adalah amat baik tetapi ramuan isi masih perlu diperbaiki berdasarkan kemampuan masing-masing. Maka istilah basyir wa nazr bukan hanya terbatas pada metode penyampaian, tetapi dilihat dari aspek penerima itu sendiri.
Sebagai feed back dari ajaran Islam ini paling tidak ada beberapa impikasi, baik kepada penganut agama terdahulu maupun yang lainnya, yaitu pencerahan terhadap non-muslim, seperti Ahli kitab dan para rasul sebagai mubasysyir dan munzir.

No comments:

Post a Comment

d'SwEEt piNk