Wednesday, December 4, 2013

Komunikasi dan Informasi Perspektif Alqur'an


            Manusia disebut animal symbolicum, yakni makhluk yang mempergunakan simbol, yang secara generik mempunyai cakupan yang lebih luas daripada homo sapiens (makhluk yang berpikir). Sebab dalam kegiatan berpikirnya mempergunakan simbol-simbol dalam mengomunikasikan pikirannya. Dalam perspektif Al-Qur’an, kemampuan berbahasa dalam bentuk mempergunakan simbol-simbol dan mengkomunikasikannya memang menjadikan manusia unik dan istimewa dibandingkan dengan makhluk lain, sehingga dengan keunikan tersebut manusia pantas dan layak mengemban amanat sebagai khalaifah yang membangun peradaban di muka bumi ini, sebagaimana isyarat dalam QS. Al-Baqarah: 30-31, bahwa Allah SWT menyampaikan amanat-Nya menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi.
            Proses komunikasi mengharuskan adanya beberapa unsur fundamental, antara lain:
1.      Komunikator: pelaku/orang yang menyampaikan pesan kepada orang lain. Pelaku ini dapat terdiri dari perorangan atau kelompok. Komuikator disebut pula encoder, yaitu suatu upaya komuniktor dalam menafsirkan pesan (message) yang akan disampaikan kepada komunikan agar komunikan dapat memahaminya;
2.       Message: pesan, baik berupa kata-kata, lambang-lambang, isyarat, tanda-tanda atau gambar yang disampaikan (dikomunikasikan);
3.      Komunikan: orang/pihak yang menerima pesan dari komunikator. Komunikasn juga disebut decoder, karena komunikan mempunyai sifat decoding, yaitu suatu usaha komunikan dalam menafsirkan pesan yang disampaikan oleh komunikator;
4.      Medium: alat atau media yang digunakan untuk berkomunikasi agar hasil komunikasi dapat mencapai sasaran yang lebih banyak dan luas. Media ini ada yang bersifat nirmassa, seperti telepon, HP, dan yang lainnya, dan adapula yang bersifat media massa, seperti televisi radio, surat kabar, internet, film, dll.
Menurut Muhammad A. Qadir Hatim dalam al-I’lam fil Qur’an, unsur-unsur komunikasi yang dirumuskan oleh ilmu komunikasi konvensional di tas sebenarnya telah diisyaratkan oleh Al-Qur’an dengan penjelasan ringkas sebagai berikut:
1.      Rasul sebagai komunikator
Di dalam Al-Qur’an tugas terpenting par rasul adalah menyampaikan risalah/misi Tuhan kepada manusia (tablig). Para Rasul adalah muballig (komunikator) yang telah secara sempurna menyampaikan semua yang diwahyukan Allah subhanahu wa ta’ala.
2.      Risalah Al-Qur’an sebagai pesan komunikasi
Al-Qur’an memperkenalkan diriya sebagai hudan lin-nas (petunjuk untuk seluruh manusia. Inila fungsi utama kehadirannya bagi umat manusia.
3.      Umat manusia sebagai komunikan
Ketika Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam mendeklarasikan dakwahnya untuk pertama kali, pernyatan pertama yang disampaikannya di hadapan kaumnya adalah, “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian khususnya dan umat manusia secara keseluruhan.” Pernyataan ini menegaskan bahwa, seja kemunculannya, Islam telah mendekarasikan dirinya sebagai agama yang diturunkan untuk seluruh manusia.
4.      Media komuikasi
a)      Khitabah
Khitabah yang dimaksudkan disini adalah prinsip-prinsip penyampaian pesan melalui komunikasi lisan.
b)      Komunikasi tulisan
Dalam Al-Qur’an, beberapa term yang berkaitan dengan tulis-menulis memang telah menjadi motivasi normatif bagi munculnya tradisi komunikasi melalui media tulisan dalam sejarah Islam.
Sementara itu dalam perkembangan dan pembangunan komunikasi islam di masa depan, terdapat beberapa tantangan.
a.       Keberadaan publikasi informasi merupakan sarana efektif dalam penyebaran isu.
b.      Dalam banyak aspek kekuatan dan hegemoni barat dalam dominasi dan imperialisme informasi pada era ini menimbulkan sekularisme, kapitalisme, pragmatisme, dsb.
c.       Dari sisi pelaksanaan komunikasi informasi, ekspos persoalan-persoalan seksualitas, peperangan dan tindakan kriminal lainnya mendatangkan efek yang berbanding terbalik dengan tujuan komunikasi dan informasi itu sendiri.
d.      Lemahnya sumber daya, modal maupun kualitas negara-negara muslim, memaksa masyarakat muslim mengimpor teknologi komunikasi informasi dari dunia barat yang lebih maju.
            Membangun paradigma komunikasi dan informasi Islam sesungguhnya tidak harus dimulai dari nol. Dasaran sintesisnya dapat menggunakan teori-teori komunikasi konvensional. Maka yang menjadi tugaspara intelektual muslim adalah membuat sintesis baru melalui aspek-aspek yang meliputi, ontologi, dan aksiologi. Pembenahan pada apek dimensi nilai dan etika harus dapat berkolaborasi dengan ketauhidan dan tanggung jawab ukhrawi. Fungsi komunikasi islam adalah untuk mewujudkan persamaan makna, dengan demikian akan terjadi perubahan sikap dan tingkah laku masyarakat muslim. Sedanagkan ultimate goal dari komunikasi Islam adalah kebaikan hidup duania dan akhirat.





No comments:

Post a Comment

d'SwEEt piNk