1. Mengapa kegiatan dakwah dan komunikasi diperlukan
strategi?
è Strategi komunikasi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning)
dan manajemen untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja,
melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Alasan strategi
diperlukan dalam komunikasi yaitu karena kita tidak hanya berurusan dengan
bagaimana pesan komunikasi diterima untuk dikomunikasikan dalam pengertian “received” (hanya
mengerti), tapi juga “accepted” (menerima dan mengerti secara psikis).
Selain itu, strategi juga berguna agar kita bisa mendapatkan respons tanggapan
seperti yang kita harapkan dari komunikan atau audience.
è Karena pentingnya strategi tersebut, maka untuk menyusun strategi dakwah dan komunikasi
ada empat faktor penting yang harus diperhatikan.
Pertama,
mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha menci
ptakan komunikasi yang efektif. Mengingat dalam proses komunikasi, khalayak itu
sama sekali tidak pasif, melainkan aktif. Sehingga antara komunikator dengan
komunikan bukan saja tejadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi.
Kedua, menyusun pesan yaitu menentukan tema dan
materi.Syarat utama dalam mempengaruhi kalayak dari pesan tersebut ialah mampu
membangkitkan perhatian.Perhatian adalah pengamatan terpusat, karena itu tidak
semua yang diamati dapat menimbulkan perhatian.Dengan demikian awal dari suatu
efektifitas dalam komunikasi, ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap
pesan-pesan yang disampaikan.
Hal ini
sesuai dengan procedure atau from Attention to Action procedure.Artinya
membangkitkan perhatian (Attention) untuk selanjutnya menggerakkan seseorang
atau orang banyak melakukan kegiatan (Action) sesuai tujuan yang dirumuskan.
Dalam menentukan tema atau isi pesan yang dilontarkan kepada khalayak sesuai dengan
kondisinya, dapat bersifat: on side issu, suatu penyajian masalah yang bersifat
sepihak, hanya segi positif atau hanya segi negatif saja. Both sides issue, suatu permasalahan yang
disajikan baik segi negatif maupun segi positifnya.
Ketiga,
menetapkan metoda, dalam hal ini metode penyampaian dapat di lihat dari dua
aspek yaitu: menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya. Menurut
cara pelaksanaannya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk yaitu, metode redundancy
(repetition) dan canalizing. Sedangkan yang kedua menurut bentuk isinya dikenal
metode-metode : informatif, persuasif , edukatif , kursif.
·
Metode redundancy, adalah cara mempengaruhi
khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak. Metode canalizing
yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian
secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita
kehendaki.
·
Sedangkan metode informatif, lebih ditujukan
pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan
berupa: keterangan, penerangan, berita, dan sebagai nya. Metode persuasif yaitu
mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah
baik piki ran maupun perasaannya.
·
Metode
edukatif, memberikan sesuatu idea kepada khalayak berdasarkan fakta-fakta,
pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya
dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku
manusia ke arah yang di inginkan. Metode kursif, mempengaruhi khalayak
dengan jalan memaksa tanpa memberi kesempatan berpikir untuk meneri ma
gagasan-gagasan yang dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk
peraturan-peraturan, intimidasi dan biasanya di belakangnya berdiri kekuatan
tangguh.
Keempat, yaitu pemilihan media komunikasi, karena untuk mencapai sasaran
komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media,
bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan dan teknik
yang dipergunakan, karena masing-masing medium mempunyai kelemahan-kelemahannya
tersendiri sebagai alat. Oleh karena itu pemanfaatan media radio sebagai
alternatif strategi dakwah memelukan perencanaan dan persiapan yang baik dengan
memperhatikan faktor-faktor diatas agar memperoleh hasil yang optimal.
2. Sebutkan dan jelaskan unsur strategi dakwah komunikasi?
è Unsur-unsur strategi dakwah komunikasi, yaitu:
·
Komunikator:
a. Penentuan sasaran komunikasi
Segala sesuatu yang kita
sampaikan kepada komunikan hendaknya bersifat ”lurus” ke arah sasaran yang
ingin kita capai. Pengelolaan sasaran komunikasi dapat dilakukan dengan
membaginya ke dalam beberapa bagian.
1) Sasaran umum (General Objectives)
Sasaran ini sifatnya umum
dan abstrak. Didalamnya tercakup gagasan-gagasan yang memicu proses kreatif dan
berpikir kita. Selain itu terdapat pernyataan-pernyataan komprehensif mengenai
apa yang kita lakukan, apa yang kita harapkan akan kita lakukan, atau masalah
apa yang kita coba pecahkan.
2) Sasaran aksi (Action Objectives)
Sasaran aksi lebih spesifik
dari sasaran umum.Pada sasaran ini terdapat langkah-langkah yang konkret, dapat
diukur keberhasilan pencapaiannya, dan berada dalam suat rentang waktu
tertentu.
3) Sasaran komunikasi (Communication Objectives)
Sasaran komunikasi lebih spesifik lagi dari sasaran aksi.
b. Penentuan cara berkomunikasi
Yang dimaksud dengan penentuan cara berkomunikasi adalah penentuan mengenai
bagaimana seorang komunikator harus membawa dirinya di hadapan khalayak. Dengan kata lain bagaimana
ia membuat pertimbangan yang tepat mengenai keterlibatannya dalam interaksinya
dengan komunikan atau sejauh mana ia memiliki kontrol terhadap pesan
komunikasinya.
c.
Kredibilitas komunikator
Kredibilitas adalah suatu kondisi dimana komunikator dinilai memiliki
pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang relevan dengan topik pesan yang
disampaikan, sehingga komunikan menjadi percaya bahwa apa yang disampaikannya
tersebut bersifat objektif.
Kredibilitas memiliki dua
dimensi, yaitu dimensi expertise (keahlian / keterampilan) dan dimensi
truthworthiness (kepercayaan). Dengan demikian, seseorang dikatakan memiliki
kredibilitas manakala ia ahli atau terampil dalam suatu bidang tertengu dan ia
dipercaya sebagai orang yang jujur, memiliki integritas atau memiliki reputasi
bisa dipercaya.
·
Audiens: Strategi audience atau
strategi khalayak berarti analisis situasi komunikasi dari sudut pandang
khalayak. Yang tercakup didalamnya adalah pertimbangan-pertimbangan terhadap:
1.
Identifikasi khalayak
Siapa yang akan menerima
pesan komunikasi harus kita identifikasikan dengan jelas. Untuk itu kita dapat
mengelompokkan mereka ke dalam beberapa kategori, sebagai berikut:
1) Khalayak primer
Adalah mereka yang langsung menerima pesan komunikasi pada saat mereka
hadir atau berpartisipasi secara langsung dengan kegiatan komunikasi yang kita
lakukan.
2) Khalayak sekunder
Perlu juga dipertimbangkan adalah keberadaan orang-orang yang akan
mendengar pesan komunikasi kita (yang tidak hadir langsung), yang menerima fotokopi
pesan yang kita sajikan secara tulisan, yang merasa perlu untuk mendapat
konfirmasi dari kita atau orang-orang lain yang mungkin terpengaruh oleh pesan
komunikasi kita.
3) Gatekeeper
Yang dimaksud dengan
gatekeeper adalah mereka yang hadir secara langsung ketika kita menyampaikan
pesan kepada mereka, namun mereka hanya berperan sebagai perantara yang akan
meneruskan informasi yang mereka terima kepada pihak yang berkepentingan yang
mereka wakili.
4) Pengambil keputusan
Di antara khalayak mungkin
terdapat orang-orang tertentu yang memiliki posisi kunci yang berwenang untuk
mengambil keputusan. Pesan komunikasi yang kita sampaikan hendaknya lebih
diarahkan kepada mereka (dengan tanpa mengurangi / merendahkan kepentingan
anggota audience yang lain).
Setelah kita mengkategorikan khalayak, langkah kita
berikutnya adalah melakukan analisis terhadap mereka.
Seringkali seseorang berbicara di hadapan sekelompok orang tanpa
mempertimbangkan apakah mereka dapat memahami pesan yang kita sampaikan atau
bahkan apakah mereka dapat mengintegrasikan informasi yang mereka terima ke
dalam struktur kognisinya. Dengan mempertimbangkan latar belakang pengetahuan mereka
kita dapat menyesuaikan perilaku komunikasi kita untuk tidak membahas hal-hal
yang berada di luar frame of reference audience, tidak menghubung-hubungkan
dengan konsep yang asing bagi mereka.
3.
Perasaan audience
Yang kita pertimbangkan
mengenai perasaan audience adalah hal-hal sebagai berikut:
1) Seberapa tertariknya audience pada pesan komunikasi.
2) Apakah pesan yang kita sampaikan mendapat prioritas tinggi / rendah
dari audience.
3) Seberapa jauh pesan kita akan mempengaruhi tujuan-tujuan mereka.
4) Apakah mereka akan mendukung, biasa-biasa saja atau menentang
komunikasi kita.
Selain itu, strategi audiens juga dapat dibuat
berdasarkan rencana organisasional AIDA (Attention, Interest, Desire dan
Action).
a. Attention
(Perhatian), meyakinkan audiens dibagian permulaan bahwa ada sesuatu yang akan
disampaikan. Memperkenalkan suatu masalah atau ide yang membuat audiens mau
mendengar pesan-pesan yang akan disampaikan.
b. Interest (Minat),
menjelaskan relavansi pesan-pesan yang disampaikan dengan audiens.
Mengembangkan pernyataan yang telah disampaikan pada fase pertama secara rinci.
Menghubungkan pesan-pesan yang akan disampaikan dengan manfaat secara spesifik
yang dapat dinikmati oleh audiens.
c. Desire (Hasrat), mengubah
keinginan audiens dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan dapat
memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens, dan berusaha untuk
mengimplementasikan ide atau gagasan.
d. Action
(Tindakan), menyarankan tindakan spesifik yang diinginkan terhadap audiens.
Perlu juga dipikirkan bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari tindakan
yang dilakukan, serta menemukan cara agar tindakan tersebut mudah untuk
dilakukan.
·
Pesan:
a.
Penekanan inti pokok pesan
Masalah ini berkenaan
dengan kemampuan audience untuk mengingat dan memberikan perhatian pada pesan
komunikasi kita. Inti pesan tidak selalu ada di atas.
Dalam penyampaiannya pesan haruslah dari rendah dulu baru tinggi, sehingga
audiens tidak bosan.
b.
Pengorganisasian pesan
Agar dapat membantu
pemahaman audience, pesan yang kita sampaikan dapat kita organisasikan
sedemikian rupa sehingga penyampaiannya menjadi teratur.
Cara-cara pengorganisasian pesan antara lain adalah sebagai berikut:
Cara-cara pengorganisasian pesan antara lain adalah sebagai berikut:
i. Deduksi : Inti pokok
pesan kita sampaikan terlebih dahulu baru kemudian penjelasan-penjelasan serta
perincian-perincian menyusul diberikan.
ii. Induksi : Kebalikan
dari deduksi. Yang disampaikan pertama kali adalah uraian-uraian, detil-detil
dari suatu gagasan yang susunannya mengarah pada suatu kesimpulan yang
diberikan pada akhir kegiatan komunikasi.
iii. Kronologis : Pesan
komunikasi disampaikan menurut urutan waktu terjadinya peristiwa.
iv. Spasial : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan tempat.
v. Topikal : Pesan
komunikasi disampaikan menurut urutan prioritas tertentu. Dari yang penting ke
kurang penting, dari yang tidak menarik ke menarik, dari konsep / pengertian
yang sudah dikenal ke yang asing.Dapat berlaku pula sebaliknya.
vi. Kausal : Disini pesan
komunikasi disajikan dengan urutan ”sebab” kemudian ”akibat” atau sebaliknya.
·
Channel: strategi
pemilihan channel berkenaan dengan kapan kita harus berbicara dan kapan kita
harus menulis.Langkah pemilihan media sebagai saluran pesan memerlukan
kecermatan, dengan mempertimbangkan kelemahan dan keunggulan sifat
masing-masing media. Setidaknya diperlukan media yang dapat di akses oleh
masyarakat sasaran.
·
Budaya: pertimbangan
terhadap semua unsur yang terlibat dalam strategi komunikasi dan meletakkannya
dalam konteks budaya tertentu penting dilakukan strategi budaya.
4.
Apa
bedanya antara chanel dan media?
è
Channel: Fungsi dari
indera kita dalam menerima stimulus dari media. Jadi, dalam channel atau saluran komunikasi yang digunakan adalah
panca indra.
è
Media : Kata media berasal dari
bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) . Media adalah kata jamak dari medium yang
dalam arti umum dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Media berasal dari
kata medium, artinya antara. Berfungsi sebagai alat
bantu untuk menyampaikan pesan.
Contoh :
bila medianya adalah televisi maka channelnya adalah penglihatan dan
pendengaran.
5.
Apa
sebabnya dalam strategi komunikasi tidak boleh melupakan unsur budaya (Culture
Context)?
è Unsur budaya atau culture context harus
diperhatikan dalam menyusun strategi komunikasi dan tidak dapat dilupakan
karena budaya mempengaruhi kredibilitas
komunikator. Budaya yang berbeda terdapat pula konsep kredibilitas yang
berbeda. Misalnya di Indonesia, kreibilitas yang berlaku disebut goodwill
credibility(kesetiaan) sedangkan di negara Barat, kredibilitas yang berlaku
disebut expert credibility yaitu keahlian secara rsional dan logika.
è Mengedepankan
strategi budaya sebagai bagian penting dari strategi perencanaan komunikasi. Juga
dikarenakan unsur kebudayaan terkait targeting audience yang didasarkan pada
budaya. Misalnya, pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan pesan kepada
audience orang Indonesia, maka didasarkan pada kebiasaan orang Indonesia yang
masih mengedepankan kolektivitas sehingga ada interpersonal communication dan
sejumlah kegiatan lain yang masih dibingkai oleh kolektivitas. Dalam penggunaan
media juga masih mengedepankan kedekatan sebagaimana kebiasaan orang Indonesia
yang lebih nyaman dengan sesuatu yang dikenal dan dapat dipercaya.
è Dengan adanya pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu
dalam memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka
akan memberikan penghormatan. Memberikan persuasi untuk budaya yang berbeda
akan berbeda cara memberikan persuasinya.
6.
Coba
saudara jelaskan berbagai macam kredibilitas komunikator?
è Kredibilitas
menurut Aristoteles, bisa diperoleh jika seorang komunikator
memiliki ethos, pathos danlogos. Ethos adalah kekuatan yang
dimiliki pembicara dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat
dipercaya. Phatos ialah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara
dalam mengendalikan emosi pendengarnya, sedangkan logos ialah
kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya.
è Sedangkan
James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat
bersumber dari kompetensi,
sikap, tujuan, kepribadian, dan dinamika. Kompetensi ialah penguasaan
yang dimiliki oleh seorang komunikator pada masalah yang dibahasnya. Seorang
dokter misalnya lebih berkompeten bicara tentang kesehatannya daripada seorang
Insinyur Teknik Sipil, begitu juga sebaliknya. Sikap ialah menunjukkan pribadi
komunikator, apakah ia tegar atau toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan
menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan seorang komunikator punya maksud
baik atau tidak. Kepribadian menunjukkan apakah pembicara memiliki pribadi yang
hangat dan bersahabat. Sedangkan dinamika adalah menunjukkan apakah hal yang
disampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan komunikan.
àMenurut
bentuknya kredibilitas dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu :
1. Initial Credibility, yakni kredibilitas yang
dipersepsikan oleh komunikan sebelum suatu kegiatan komunikasi yang aktual
terjadi. Disini komunikan memiliki persepsi tertentu mengenai kredibilitas
komunikator karena ia (komunikator) menunjukkan atribut-atribut tertentu yang
asosiatif. Misalnya pembicara yang sudah punya nama bisa
mendatangkan banyak pendengar, atau tokoh terkenal macam GusDur tulisannya
pasti akan dimuat di surat kabar, meski editornya belum membacanya.
2. Derived Credibility, Ini menunjuk pada
kredibilitas yang dipersepsikan komunikan ketika suatu kegiatan komunikasi
berlangsung. Ketika berkomunikasi, komunikator tidak hanya menyampaikan siapa
dirinya. Dari totalitas perilaku komunikasi yang dibawakan komunikator,
komunikan dapat memperkirakan apakah ia sesuai atau tidak sesuai dengan initial
credibilitynya. Misalnya seorang SBY memperoleh tepukan
dari masyarakat, karena pidatonya yang disampaikan bersifat menyenangkan hati
para pendengarnya (masyarakat).
3. Terminal Credibility, Kredibilitas yang
diperoleh seorang komunikator setelah pendengar atau pembaca mengikuti
ulasannya. Seorang komunikator yang ingin memperoleh kredibilitas perlu
memeliki pengetahuan yang dalam, pengalaman yang luas, kekuasaan yang dipatuhi
dan status sosial yang dihargai. Terminal itu merupakan
kepercayaan yang sementara dari audiens, banyak menjelaskan sesuatu tidak hanya
pada satu bidang.
Jadi pada dasarnya
kredibilitas seorang komunikator bisa berubah jika terjadi perubahan khalayak,
topik dan waktu. Artinya kredibilitas seorang pembicara pada suatu tempat belum
tentu bisa sama di tempat lain, kalau khalayaknya berubah. Demikian pula
halnya dengan perubahan topik dan waktu, dalam hal ini komunikator bisa saja
menguasai topik tertentu, tapi belum tentu dengan topik lain. Begitu juga
seorang pembicara yang sebelumnya memiliki kekuasaan bisa didengar oleh orang
lain, tetapi ketika ia tidak berkuasa orang tidak mau lagi mendengarnya. Banyak
kasus yang terjadi di Indonesia, contohnya dulu ketika mantan Menteri Penerangan
Harmoko berkuasa, pers selalu memburunya. Sekarang ketika tak berkuasa, siapa
peduli.
7.
Apa
bedanya Audiens Primer, Audiens Sekunder, dan Gatekeeper?
è Audiens Primer; ialah mereka yang
langsung menerima pesan komunikasi pada saat mereka hadir/berpartisipasi secara
langsung dengan kegiatan komunikasi yang kita lakukan. Audiens ini
yang diberikan informasi yang bersifat rasional.
è Audiens sekunder; ialah keberadaan
orang-orang yang akan mendengar pesan komunikasi kita (yang tidak hadir
langsung) menerima dari pesan yang kita sajikan secara tulisan. Audiens ini diberikan informasi secara emosional.
è Sedangkan Gatekeeper; ialah mereka
yang hadir secara langsung ketika kita menyampaikan pesan kepada mereka hanya
berperan sebagai perantara yang akan meneruskan informasi yang mereka terima
kepada pihak yang berkepentingan yang mereka wakili. merupakan intermediate target atau target
antara/perantara/opinion leader. Biasanya gatekeeeper ini adalah orang
yang berpengaruh terhadap masyarakat, namun bukan sebagai pengambil keputusan.
8.
Jelaskan
langkah-langkah dan macam-macam pengorganisasian pesan?
è Berbagai hasil penelitian seperti yang
dikemukakan oleh Rahmat (1986), menyatakan bahwa, pesan komunikasi yang
teroganisasikan lebih mudah dimengerti, memudahkan pengingatan dan memudahkan
terjadinya perubahan sikap khalayak. Larson (1986) menyatakan bahwa,ada
beberapa cara untuk mengorganisasikan pesan komunikasi yang membantu khalayak
untuk mengingat secara mudah dan menerima pesan tersebut. Bentuk organisasi
pesan tersebut adalah: format topical, format kronologis, format berdasrakan isu yang berkembang dan format
sekuen motif. Disamping itu, terdapat organisasi pesan lainnya seperti format
spasial, kausalitas, pemecahan masalah, dan deduktif induktif.
è 1.
Format Kronologis Format kronologis artinya pesan
dirangkai berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa atau kejadian yang
diterangkan. Format ini merupakan bentuk mudaah untuk menuturkan pesan
berdasaran urutan-urutan kejadian maupun uruptan pentahapan yang bermanfaat
sebagai informasi atau pengetahuan bagi khalayak dan bukan upaya untuk
mempengaruhi mereka.
2. Format Topikal Dalam format ini disusun berdasarkan topik yang
dibicarakan. Hal imi, dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan topik
pembicaraan ke dalam topik yang penting kemudian kurang penting, topik yang
mudah kemudian topik yang sukar atau sebaliknya.
3. Format Spasial Dalam format seperti ini, pesan disusun
berdasarkan ukuran masalah dari pemecahannya. Dalam strategi persuasi, format
spasial dimanfaatkan untuk menggambarkan dan mempersuasi khalayak mengenai
luasnya masalah dan akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut.
4. Format Kausal Format
kausal adalah menyusun gagasan dengan cara membahas faktor-faktor penyebab dari
suatu masalah dan mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya, atau
sebaliknya menyajikan dahulu akibat-akibatnya, kemudian mencari dan menjelaskan
faktor-faktor yang menjelaskan masalah tersebut.
5. Format pemecahan masalah
Dalam format pemecahan masalah, topik-topik pembicaraan secara garis besar
dapat dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu pertama pembicaraan menunjukkann
pada langkah-langkah diagnosis masalah yang sedang dihadapi khalayak. Kedua,
memberikan suatu alternative cara-cara untuk memecahkan masalah atau solusi.
6. Berpikir kreatif Format berpikir kreatif, pada pokoknya hampir
mirip dengan format pemecahan masalah, tetapi langkah-langkahnya lebih banyak
dan lebih sistematis dibandingkan dengan pola pemecahan masalah. Dalam buku
komunikasi bisnis, Curtis, dkk, mensistematisasikan format berpikir kreatif
menjadi enam langkah utama, yaitu: a) Mendefinisikan dan membatasi masalah; b)
Menganalisi masalah; c) Menghasilkan pemecahan yang memungkinkan; d) Menilai
pemecahan yang diberikan; e) Memilih pemecahan terbaik; f) Pelaksanaan
pemecahan masalah.
è Selain itu adapula organisasi pesan dengan menggunakan
istilah lain seperti berikut:
·
Deduksi (Umum ke Khusus):
Pesan dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya
dengan keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti. Spasial atau space
tergantung pada ruangan, bagaimana ruangan itu mamu menampung pesan-pesan.
·
Induksi (Khusus ke Umum):
Pesan dikemukakan dengan perincian-perincian dan kemudia menarik kesimpulan.
Topikal di sini adalah yang sedeang “In”.
·
Kronologis: Pesan disusun
berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa. Atau dengan kata lain komunikator
menerangkan dari awal sampai akhir. Bersifat kausal (sebab-akibat).
9.
Coba
saudara jelaskan pengertian dan ruang lingkup dakwah?
è Secara etimologi kata dakwah
sebagai bentuk kata dasar yang artinya adalah memanggil (to
call), mengundang (to invite), mengajak (to summer), menyeru (to propa),
mendorong ( to urge) dan memohon (to pray). Dakwah berasal ari bahasa Arab “da’a”. Arti perkataan ini bisa
bermacam-macam, tergantung kepada pemakaiannya di dalam kalimat yang
bersangkutan, Menurut para ulama Basrah, dasar pengambilan da’wah itu adalah
masdar “ da’watun", artinya panggilan. Sedngkan menurut ulama Kaufah
perkataan dakwah itu diambil dari akar kata “da’aa” yang artinya memanggil.
è
Dakwah dalam pengertian tersebut dapat dijumpai
dalam ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:
tA$s%Éb>uß`ôfÅb¡9$#=ymr&¥n<Î)$£JÏBûÓÍ_tRqããôtÏmøs9Î)(wÎ)urô$ÎóÇs?ÓÍh_tã£`èdyøx.Ü=ô¹r&£`Íkös9Î)`ä.r&urz`ÏiBtûüÎ=Îg»pgø:$#ÇÌÌÈ
Artinya : “Yusuf berkata: "Wahai
Tuhanku, penjara lebih Aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan
jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu Aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah Aku termasuk
orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf: 33)
ª!$#ur(#þqããôt4n<Î)Í#yÉO»n=¡¡9$#Ïökuur`tBâä!$t±o4n<Î):ÞºuÅÀ8LìÉ)tFó¡BÇËÎÈ
Artinya: “Allah menyeru (manusia) ke
darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
lurus (Islam).” (QS. Yunus: 25)
Arti kalimat darussalam ialah:
tempat yang penuh kedamaian dan keselamatan. Pimpinan (hidayah) Allah berupa
akal dan wahyu untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.Sedangkan orang
yang melakukan seruan dan ajakan tersebut adalah da’i (isim fa’il) artinya
orang yang menyeru. Dengan demikian secara etimologi pengertian dakwah
merupakan suatu proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau
seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.
Sedangkan pengertian dakwah
menurut terminologi (istilah), banyak para ahli yang berbeda dalam memberikan
pengertian dakwah seperti :
è Dakwah menurut Syekh Ali Makhfudh dalam
kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan bahwa dakwah adalah mendorong manusia
untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada
kebaikan dan mencegah mereka pada perbuatan mungkar agar mereka memperoleh
kebahagian dunia dan akhirat.
è Sedangkan pendapat Bakhial Khauli, yang
dimaksud dengan dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan
islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepadad keadaan yang
lain.
è Pendapat Prof. Thoha Yahya Omar M.A yang
dikutip oleh Toto Tasmara menyebutkan bahwa, definisi dakwah menurut Islam
ialah : mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan
akhirat.
è Sedangkan pendapat S.M Nasruddin Latif
yang dikutip oleh Siti Muriah menyebutkan bahwa dakwah adalah usaha atau
aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru,
mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai
dengan garis-garis aqidah syari’at serta akhlak Islamiyah.
Meskipun nampak adanya
perbedaan dalam kedua perumusan di atas, namun esensinya tetap sama, yaitu
bahwa dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak umat manusia agar dapat
melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya sesuai dengan petunjuk
Allah (Islam), agar nantinya mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
è Ruang lingkup dakwah Obek formal
kajian ilmu dakwah adalah mempelajari hakikat dakwah. Apakah dakwah hanya
sekadar merupakan bentuk dan model sosialisasi dan transformasi agama
islam? Apakah dakwah hanya mengajak manusia untuk hidup dijalan Allah
saja? Apakah hubungan antara dakwah dengan makna Rahmatan lil al-alamin
dengan amar ma’ruf nahi mungkar.Sementara objek material ilmu dakwah adalah
manusia, Islam, Allah dan lingkungan (Dunia). Ilmu dakwah mencoba melihat
interaksi antara manusia yang
menjadi subjek (Da’i) dan objek (Mad’u) dalam proses dakwah, Islam sebagai
pesan dakwah dan lingkungan di mana manusia akan menerapkan
dan mengamalkan nilai-nilai Islam, serta Allah yang menurunkan Islam
dan memberikan takdirnya yang menyebabkan terjadinya perubahan
keyakinan, sikap dan tindakan.
Dengan demikian, ruang lingkup ilmu dakwah tidak akan pernah terlepas
dari pembahasan tentang Allah, manusia dan lingkungan di mana proses
dakwah
terjadi..Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa ruang lingkup ilmu dakwah adalah
1) Manusia sebagai pelaku dakwah dan manusia sebagai penerima dakwah.
terjadi..Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa ruang lingkup ilmu dakwah adalah
1) Manusia sebagai pelaku dakwah dan manusia sebagai penerima dakwah.
2) Agama
Islam sebagai pesan dakwah yang harus disampaikan.
3) Allah yang
menciptakan manusia dan alam sebagai Rabb yang memelihara alam dan
menurunkan agama Islam, serta menentukan proses terjadinya dakwah.
4) Lingkungan alam tempat terjadinya proses dakwah.
4) Lingkungan alam tempat terjadinya proses dakwah.
è Dakwah meliputi unsur-unsur berikut:
· Subjek Dakwah (Da’i): Da‘i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan,
tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau
melalui organisasi/lembaga.Seorang
da’i harus mempunyai wawasan dan eilmuan ynag mumpui agar ia bisa menjadi
sandaran umat berkonsultasi dan bertaya tentang persoalan agama dan umum.
·
Objek
Dakwah (Mad’u): Mad‘u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau
manusia penerima dakwah baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik
manusia yang beragama Islam maupun tidak atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan.Jika seorang da’i
sudah mengenal mad’u yang dihadapi, maka dia bisa menyiasati penerapan strategi
dakwah yang tepat untuk menghadapi mad’unya tersebut.
·
Materi
Dakwah:Isi pesan yang disampaikan da‘i kepada mad‘u. Pada
dasarnya materi dakwah hanyalah berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu: akidah, syariah, muamalah dan akhlak.
·
Metode
Dakwah: Jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan
ajaran materi dakwah Islam. Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode
sangat penting peranannya, karena suatu pesan dakwah walaupun baik tetapi
disampaikan dengan metode yang tidak tepat, maka pesan itu bisa saja ditolak
oleh mad’u. Pembahasan
mengenai metode dakwah pada umumnya merujuk pada surat An-Nahl/16:125
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ
بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ
أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ
أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dalam ayat ini, metode dakwah
ada tiga, yaitu: bi al-hikmah; mau’izatul hasanah; dan mujadalah billati hiya ahsan. Secara garis besar
ada tiga materi pokok metode (thariqah) dakwah, yaitu:
1)
Bi
al- Hikmah, yaitu
berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan
menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran
Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
2)
Mau’izatul
Hasanah, yaitu berdakwah
dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan
rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat
mnyentuh hati mereka.
3)
Mujadalah
Billati Hiya Ahsan, yaitu
berdakawah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara
sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada
komunitas yang menjadi sasaran dakwah.
· Media Dakwah: alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad‘u. Media dakwah dapat memermudah para juru dakwah
untuk menyampaikan pesan pada khalayak atau komunikannya dan pesan yang
disampaikan dapat tersebar dengan luas. Untuk menyampaikan ajaran Islam, dakwah
dapat menggunakan berbagai wasilah. Hamzah Ya’kub membagi wasilah dakwah
menjadi lima macam, yaitu, lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak.
1)
Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana
yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk
pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
2)
Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan,
buku, majalah, surat kabar, surat-menyurat (korespondensi), spanduk dan
sebagainya.
3)
Lukisan adalah media dakwah melalui gambar,
karikatur, dan sebagainya.
4)
Audiovisual adalah media dakwah yang dapat
merangsang indra pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya, seperti televisi,
film, OHP, Internet, dan sebagainya.
5)
Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan
nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan
didengarkan oleh mad’u.
10.
Coba
saudara jelaskan kedudukan dakwah sebagai ilmu?
è Salah
satu bentuk pengakuan bahwa bidang pengetahuan disebut ilmu pengetahuan adalah
karena bidang itu diterima di dunia akademik dan dikaji secara disipliner dalam
wadah program studi/jurusan/fakultas. Dilihat dari sisi ini, ilmu dakwah sudah
diakui masyarakat ilmiah sejak dibukanya Jurusan Dakwah pada Fakultas
Ushuluddin Universitas al-Azhar pada 1942 dan diterbitkannya karya ilmiah Syekh
Ali Makhfudz yang berjudul Hidayah al-Mursyidin. Isi buku ini menekankan pada
lingkup kajian dakwah sebagai tabligh dalam pengertian penyiaran Islam melalui
khitabah.
Sejak ilmu dakwah memperoleh
status akademik pada 1942 sampai 1980, sudah cukup banyak buku dakwah yang
diterbitkan oleh para pemikir dakwah. Tulisan mereka berkisar pada masalah;
unsur-unsur dakwah (tabligh), eksistensi dakwah sebagai sarana perbaikan
masyarakat, problematika dakwah sebagai sarana perbaikan masyarakat,
problematika dakwah, proses dakwah, sistem dakwah, metode dakwah, analisa
faktor-faktor keberhasilan tabligh (penyiaran Islam), media dakwah, filsafat
dakwah, manajemen dakwah, dan konsep dakwah menurut al-Qur’an.
Pola kecendrungan pemikiran
dakwah kemudian ditandai dengan: (1) adanya cara pandang tentang dakwah sebagai
fenomena tauhid dan kemasyarakatan. Maka, dimensi-dimensi kegiatan dakwah
melingkupi semua aspek kehidupan bermasyarakat. (2). Dakwah tidak hanya dilihat
sebagai kegiatan tabligh tetapi juga pembangunan umat dalam bentuk pengembangan
masyarakat Islam. Demikian juga, dakwah bukan lagi kegiatan yang hanya dilihat
sebagai aktivitas pribadi melainkan aktivitas jama’ah yang memerlukan
organisasi yang kuat dengan sistem pengelolaan yang lebih profesional dalam
bentuk manajemen dakwah Islam. (3) Dakwah bukan lagi hanya dilihat dalam
perspektif masalah lokal tetapi dalam perspektif masalah mendunia (global),
sehingga setiap unsur sistem dakwah dapat dipengaruhi oleh perkembangan
politik, ekonomi, sains, dan teknologi masyarakat sejagat. (4) Pendekatan
dakwah bukan lagi hanya dilihat dengan menggunakan unsur-unsur tabligh tetapi
menggunakan sistem yang lebih dapat menjelaskan interaksi antar unsur dakwah
serta masalah yang ditimbulkan dan interaksi yang dimaksud. (5) kajian dakwah
bukan lagi hanya dilihat sebagai kegiatan atau seni tetapi sebagai fenomena
keilmuan yang didekati dengan epistemologi yang lebih yang lebih jelas.
Dalam kerangka epistemiknya,
ilmu dakwah dipahami sebagai teoritik dan terapan Islam untuk menumbuhkan,
menata dan merekayasa masa depan kehidupan umat dan peradaban Islam sesuai
dengan cita-cita terwujudnya khairul ummah. Karena itu, ilmu dakwah juga
merupakan ilmu kemasyarakatan Islam yang menjelaskan bagaimana kehidupan umat
Islam dibangun sesuai dengan paradigma dan sistem nilai islam.
è Dari sisi lain, suatu ilmu harus mempunyai unsur-unsur
masalah sebagai objek, metode sebagai cara bekerja dalam melakukan penyelidikan
dan sistem yaitu, klasifikasi masalah yang dihadapi. Dakwah mempunyai sistem,
sebagaimana telah dicontohkan oleh rasulullah di dalam pelaksanaannya. Satu
unsur lagi yang harus dipenuhi oleh dakwah sebagai ilmu adalah sifat dari
unsur-unsur ilmu yang dipunyainya itu adalah universal.
11.
Apa bedanya
filsafat dan agama menurut William Temple seorang ahli agama?
è Mengenai keyakinan agama dan hubungannya dengan
filsafat, terbagi kepada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan bahwa agama
adalah filsafat, seperti halnya pendirian Dean Inge yang mengatakan: “Saya
tidak mampu membedakan antara filsafat dan agama.” Ada pula yang membedakan
antara filsafat dan agama sebagaimana para ulama menyimpulkan bahwa filsafat
merupakan produk manusia, sementara agama terlahir dari wahyu. Kalaupun ada
agama yang berlatar filsafat maka agama tersebut agama filsafat. Pandangan
lainnya adalah ada hubungan erat antara filsafat dan agama. Kedua perkataan ini
meliputi bidang yang sama, yaitu bidang yang sangat penting mengenai soal hidup
dan matinya seseorang dan bukan persoalan remeh. Perbedaan keduanya tidak
terletak pada bidangnya, melainkan dalam caranya. Filsafat berarti memikir,
sedangkan agama berarti mengabdikan diri. Orang yang belajar filsafat tidak
saja mengetahui soal filsafat, akan tetapi lebih penting dari itu ia dapat
berpikir. Begitu juga orang yang mempelajari agama, tidak hanya puas dengan
pengetahuan agama, tetapi memerlukan membiasakan dirinya dengan hidup secara
agama.
è William Temple berkata: “Filsafat itu ialah menuntut
pengetahuan untuk memaham, sedangkan agama adalah menuntut pengetahuan untuk
beribadah.” Menurutnya, pokok dari agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, akan
tetapi perhubungan antara seseorang manusia dengan Tuhan. Dalam bahasa C.S.
Lewis diistilahkan dengan enjoyment dan contemplation (rasa cinta dan memikirkan rasa
cinta). (David Trueblood, Philosophy
of Religion; Filsafat Agama, 1994, hal. 3)
12.
Apa
bedanya filsafat dengan ilmu pengetahuan serta filsafat ilmu dengan agama
islam?
è Perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan: Science
menggunakan metode analitycal decription (penguraian analitik),
sedangkan filsafat menggunakan metode syntetic interpretation (penafsiran
sintesis). Science tanpa filsafat menurt Will Durant, sama artinya dnegan
fakta-fakta tanpa perspective dan valuation (penilaian dan
pembobotan), dan yang demikian tidak akan bisa menjamin kita fari kebinasaan
dan perpecahan. Science memberikan kita pengetahuan (knowledge), akan
tetapi filsafat memberi kita kebijaksanaan (wisdom).
Rincian perbedaannya
adalah:
-
Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat
universal [umum], yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek
material ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya,
ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin
tertentu
-
Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu
bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang
ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu
bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita
-
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan
yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu
haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu,
nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul
dari nilainnya.
-
Filsafat
memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman
realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan
secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
-
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri,
yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar [primary cause] sedangkan ilmu
menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang
sekunder [secondary cause]
è Sedangkan mengenai filsafat ilmu dan agama Islam, yakni Filsafat
dan ilmu mendapat tempat yang layak dan sama sekali tidak bertentangan secara
prinsip dengan ajaran-ajaran islam (agama). Bahkan sebaliknya Al-Quran secara
tegas memberikan kemungkinan-kemungkinan bagi pemikiran-pemikiran filosofis
tersebut. Ayat-ayat Al-Quran yang menyuruh manusia menggunakan pemikirannya
dengan menjadikan alam semesta sebagai objek pikirannya, di samping
mendorongnya ilmu yang amat berguna buat kemakmuran hidup manusia, juga
merangsang munculnya pemikiran-pemikiran filosofis dalam islam (agama).
Filsafat dapat mencapai
kebenaran dan kalau dapat bagaimana kapasitas kebenaran yang dapat dicapainya
itu dibandingkan dengan kebenaran wahyu. Hal ini telah menjadi ajang
perdebatan di kalangan kaum muslimin sejak mereka mengenal filsafat dari
yunani. Tujuan mempelajari filsafat dalam islam adalah agar kita dapat
mengambil manfaat dari akal yang bermacam-macam itu untuk kekuatan dan kejayaan
islam sendiri.Agama mengajarkan bahwa kebenaran hakiki (Al-Haqq) hanyalah
berasal dari tuhan dan bahwa apa yang berasal dari tuhan adalah kebenaran yang
pasti. Ayat-ayat Al-Quran berikut ini menjadi dasar dari pendapat tersebut
yaitu:
,ysø9$#`ÏBy7Îi/¢xsù`ä3s?z`ÏiBtûïÎtIôJßJø9$#ÇÏÉÈ
“apa yang Telah kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang
datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang
ragu-ragu. (QS. Ali Imran: 30)
Akan halnya filsafat yang juga
dianggap dapat membawa kepada kebenaran, maka islam mengakui bahwa selain
kebenaran yang hakiki, masih ada lagi kebenaran yang besifat absolut, yaitu
kebenaran yang dicapai sebagai hasil usaha akal budi manusia. Kebenaran
filsafat adalah kebenaran spekulatif karena ia berbicara tentang
hal-hal yang abstrak yang tidak dapat dieksperimenkan, tidak dapat diuji dan
atau diriset. Sedangkan kebenaran ilmu adalah kebenaran positifkarena
dapat diuji secara empiris. Tetapi kedua-duanya tetap bernilai nisbi karena
keduanya adalah produk akal budi yang juga bersifat nisbi.
Sangat
sukar menerima filsafat, ilmu dan agama, kecuali kalau filsafat itu dimaksudkan
bersumber pada filsafat Yunani, ilmu bertopang pada rasionalisme yang tumbuh di
benua Eropa abad ke 17-18 dan agama itu dimaksudkan agam Islam.
è Beberapa ayat dari Al-Qur’an yang berhubungan:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
اللَّهُ الصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah: "Dia-lah Allah,
yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu..
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ
مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
“Sesunguhnya kami
menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”(QS. As-Zumar: 2)
13.
Apa yang
dimaksud dengan islam? Sebutkan beberapa ayat atau hadist yang dijadikan
rujukannya!
è
Islam adalah kata benda dari kata kerja aslama,
artinya menyerahkan diri. Kata aslama dipakai dalam rangkaian kalimat: “menyerahkan
sesuatu atau barang siapa kepada sesuatu atau kepada siapa”.Secara
etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari
bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu
terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan
patuh. Sebagaimana firman Allah SWT,
4n?t/ô`tBzNn=ór&¼çmygô_ur¬!uqèdurÖ`Å¡øtèCÿ¼ã&s#sù¼çnãô_r&yYÏã¾ÏmÎn/uwurì$öqyzöNÎgøn=tæwuröNèdtbqçRtøtsÇÊÊËÈ
“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah,
sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).
Dari kata aslama itulah terbentuk
kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang
memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada
ajaran-Nya.
Hal senada dikemukakan Hammudah Abdalati[2]. Menurutnya, kata “Islam” berasal dari
akar kata Arab, SLM (Sin, Lam, Mim) yang berarti
kedamaian, kesucian, penyerahan diri, dan ketundukkan. Dalam pengertian
religius, menurut Abdalati, Islam berarti "penyerahan diri kepada kehendak
Tuhan dan ketundukkan atas hukum-Nya" (Submission to the Will of God
and obedience to His Law).
Hubungan antara pengertian asli dan pengertian
religius dari kata Islam adalah erat dan jelas. Hanya melalui penyerahan diri
kepada kehendak Allah SWT dan ketundukkan atas hukum-Nya, maka seseorang dapat
mencapai kedamaian sejati dan menikmati kesucian abadi.
Ada
juga pendapat, akar kata yang membentuk kata “Islam” setidaknya ada empat yang
berkaitan satu sama lain.
1. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam
berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.
2. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam,
hidupnya akan selamat.
3. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang
pemeluk Islam tidak hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus
menyelamatkan orang lain (tugas dakwah atau ‘amar ma’ruf nahyi munkar).
4. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai
sentosa akan tercipta jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama.
Makna Islam: Terminologis
Secara terminologis (istilah, maknawi)
dapat dikatakan, Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau
keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan
kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha
merumuskan definisi Islam secara terminologis. KH Endang Saifuddin Anshari mengemukakan, setelah mempelajari
sejumlah rumusan tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia merumuskan dan
menyimpulkan bahwa agama Islam adalah:
· Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan
kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada.
· Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala
perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan
Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya.
· Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
· Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariat dan akhlak.
· Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah
SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah
Rasulullah Saw.n
è Kemudian perkataan
Islam itu menjadi nama dari Agama. Pengertian tersebut diambil dari Ayat-ayat
dan Hadist sebagai berikut:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ3...
“Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam....”(QS. Ali Imron: 19).
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا...
“......Pada hari Ini Telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu....”(QS. Al-Maaidah: 3)
14.
Jelaskan
perkembangan dakwah semenjak Nabi Muhammad SAW?
è Ada berbagai pendapat tentang saat tumbuhnya proses
dakwah:
a)
Setelah enam bulan berselang Rasul menerima
wahyu II (QS. Al-Muddatsir). Nampak pada ayat 1 dan 2 berisi perintah kepada
Nabi untuk menyampaikan isi pernyataan wahyu Allah kepada sekalian
manusia.Sebagian ulama mengatakan bahwa setelah wahyu II inilah yang mengawali
Nabi diangkat menjadi Rasul. Sedangkan ketika menerima wahyu I beliau dikatakan
sebagai nabi saja. (Prof. Thoha yahya Omar MA, Prof . H. Mahmud Yunus).Dakwah bermula sejak turunnya wahyu yang kedua ini yang
berisi perintah kepada nabi Muhammad saw. untuk memberi peringatan kepada umat
manusia.Ibnu
Hajar Rahimahullahu memberi komentar dalam Fathul Bari-nya. Beliau menyatakan
bahwa Al-Mudattsir diturunkan dengan maksud khusus yaitu menyampaikan risalah
Ayat ini turun setelah rasul pulang dari gua hira, ketika menemui khadijah
beliau mengatakan “ Selimutilah aku” kemudian Jibril datang.
b)
Dakwah bermula sejak
pidato nabi Muhammad saw. diPadang ‘Arofat yang dikenal juga dengan sebutan
pidato haji wada’ pada 9
Dulhijjah tahun 10 Kenabian.Melakukan (berjuang) dengan penuh semangat dan
percaya diri. Seperti. Membangun kesadaran dalam jiwanya bahwa segala sesuatu
adalah kecil dihadapan Allah swt, hanya Allah yang besar (kuasa).
Sehingga da’i harus menghadapi segala tantangan
yangterjadi dalam melakukan tugas dakwah dengan rasa optimis akan perlindungan
atau pembelaan Allah. Bersikap tegas dan tidak ada kompromi dalam perbuatan
dosa, kata-kata kotor,dsb. (penyembahan berhala, syirik, dsb) tidak bisa
ditolerir. (Aqidah).
c)
Dakwah bermula turunnya
wahyu pertama di gua Hiraa’. Setelah 40 hari lamanya Nabi
berkhalwat, beliau menerima wahyu pertama QS.Al-‘Alaq 1-5.
ù&tø%$#ÉOó$$Î/y7În/uÏ%©!$#t,n=y{ÇÊÈt,n=y{z`»|¡SM}$#ô`ÏB@,n=tãÇËÈù&tø%$#y7/uurãPtø.F{$#ÇÌÈÏ%©!$#zO¯=tæÉOn=s)ø9$$Î/ÇÍÈzO¯=tæz`»|¡SM}$#$tBóOs9÷Ls>÷ètÇÎÈ
“1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan,2. Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.3. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam5.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Kejadian yang dialaminya itu
disampaikan kepada istrinya dan bersamanya menyampaikankepada anak paman
Khadijah (Waraqah bin Naufal) yang masih beragama Nasrani.Waraqah menerima dan
berjanji seandainya usianya masih dia akan berada bersama Nabi ketika banyak
umat manusia yang menentangnya.Menurut riwayat terkuat adalah beliau saat itu
berusia 40 tahun lebih beberapa bulan menurut hitungan kalender Qamariyyah.
d)
Dakwah bermula sejak zaman
Nabi Adam a.s ketika beliau digoda oleh syaitan di surga. Al-Qur’an
mengajarkan tentang hal ini dalam surat Thaha: 120-121.
ZuqóuqsùÏmøs9Î)ß`»sÜø¤±9$#tA$s%ãPy$t«¯»tö@ydy79ßr&4n?tãÍotyfx©Ï$ù#èø:$#77ù=ãBurw4n?ö7tÇÊËÉÈx2r'sù$pk÷]ÏBôNyt7sù$yJçlm;$yJßgè?ºuäöqy$s)ÏÿsÛurÈb$xÿÅÁøs$yJÍkön=tã`ÏBÉ-uurÏp¨Ypgø:$#4#Ó|ÂtãurãPy#uä¼çm/u3uqtósùÇÊËÊÈ
“Kemudian syaitan membisikkan
pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan
kepada kamu pohon khuldi. dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
“Maka
keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya
aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di)
surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia”
Menurut Thoha Yahya Omar.
Ayat ini sebagai petunjuk bahwa Dakwah dalam arti umum telah bermula sejak
Syaithan berhasil menbujuk Nabi dam untuk melakukan apa yang diinginkannya.
Cuma masalahnya adalah, bahwa sabyeknya adalah Syaithan bukan manusia,maka
proses ini kendatipun mendekati pengertian dakwah, tidaklah dimasukan ke dalam
pembicaraan saat bermulanya dakwah, sebab subyek dari ilmu dakwah adalah
manusia.
è Berbagai pendapat, saat turunnya wahyu pertama kepada
Nabi Muhammad saw.
a)
Menurut Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarokfury,Dalam
kitab siroh beliau, beliau menjelaskan bahwa memang ada perbedaan pendapat
diantara pakar sejarah tentang kapan awal mula turunnya wahyu, yaitu turunnya
surat Al-Alaq: 1-5. Beliau menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21.
Beliau mengatakan:“Kami menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21,
sekalipun kami tidak melihat orang yang menguatkan pendapat ini. Sebab semua
pakar biografi atau setidak-tidaknya mayoritas di antara mereka sepakat bahwa
beliau diangkat menjadi Rasul pada ahari senin, hal ini diperkuat oleh riwayat
para imam hadits, dari Abu Qotadah radliyallahu’anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallampernah ditanya tentang puasa
hari senin. Maka beliau menjawab,“Pada hari inilah aku
dilahirkan dan pada hari ini pula turun wahyu (yang pertama) kepadaku.”
Dalam lafdz lain disebutkan,
“Itulah hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku diutus sebagai rasul
atau turun wahyu kepadaku”.Hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu adalah
jatuh pada tanggal 7, 14, 21, dan 28. Beberapa riwayat yang shahih telah
menunjukkan bahwa Lailatul Qodar tidak jatuh kecuali pada malam-malam ganjil di
sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Jadi jika kami membandingkan antara
firman Allah,“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qodar”,
dengan riwayat Abu Qotadah, bahwa diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada
hari senin, serta berdasarkan penelitian ilmiah tentang jatuhnya hari senin
dari bulan Ramadhan pada tahun itu, maka jelaslah bagi kami bahwa diutusnya
beliau sebagai rasul jatuh pada malam tanggal 21 dari Bulan Ramadhan. Maka
jelaslah bahwa pendapat kapan al-Quran turun, baik al-Quran turun dari Baitul
Izzah ke langit dunia atau dari langit dunia ke Rasulullah keduanya
saling melengkapi, dan bukan terjadi di 17 Ramadhan.
b)
Menurut Ibnu Ishaaq, wahyu pertama turun pada
tanggal 17 ramadhan tahun
ke 41 dari usia nabi Muhammad saw.
c)
Menurut Syech Muhammad
al-Chudlary & Muhammad Ridla yang dikutip juga oleh H. Zainul Arifin
‘Abbas, wahyu pertama turun pada tanggal 17 ramadhan tahun ke 41dariusia nabi
Muhammad saw atau ketika umur beliau menginjak 40 tahun, 6 bulan, 8 hari,
bersamaan dengan perhitungan tanggal 6 Agustus 610 M.
d)
Menurut Prof, Mohammad Abd
Allah Draz, wahyu pertama turun pada tanggal 17 ramadhan bersaan dengan tanggal
bulan pebriari 610 M., -13 tahun sebelum tarich hijriah dimulai.
e)
Menurut H.O.S
Tjokroaminoto, wahyu pertama turun d suatu malam di dalam bulam ramadhan,
tanggal 21 atau 23 atau 25 atau27 atau 29 bertepatan dengan tahun 609 M.
Dari pendapat-pendapat di
atas, satu hal yang nampaknya sependapat bahwa bulan turunnyawahyu pertama
adalah bulan ramadhan dan pada ketika malam (Lailatul Qodar “malam kemuliaan”)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Qur’an)
pada malam kemuliaan” (QS. Al-Qodar: 1)
15.
Sebutkan
3 ruas dakwah dalam periode Nabi Muhammad SAW?
è 1. Ruas Mekkah: Berlangsung selama lebih kurang 13 tahunNabi Muhammad saw. menjalankan dakwah secara tertutup,
oleh karena reaksi yang keras dari masyarakat penyembah berhala. Sesudah
menerima wahyu kedua yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau
berdakwahsecara sembunyi-sembunyi dan menyeru keluarganya yang terdekat. Mereka
ada yang tinggal satu rumah dan sahabat-sahabat terdekat. Seorang demi seorang
di berikan pemahaman agar mereka meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah
Allah yang Maha Esa. Berikut nama-nama yang mula-mula beriman kepada Rosulullah
SAW:
1) Siti
Khadijah (Isteri Rosulullah SAW)
2) Ali bin
Abi Thalib (masih sangat muda) putra paman Rosulullah SAW, Abu Thalib
3) Zaid bin
Harisah, budak Rosulullah SAW yang kemudian menjadi anak angkat
4) Abu Bakar
Siddik (sahabat Rosulullah SAW)
Melalui Abu Bakar, banyak
orang-orang yang memeluk Islam, antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, dan lain-lain.
Mereka di beri gelar As Sabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang terdahulu
atau pertama-tama masuk islam. Mereka mendapatkan pelajaran tentang islam dari
Rosulullah SAW secara langsung ditempat yang tersembunyi dirumah Arqam bin Abil
Arqam di kota Mekah.
MenurutAli
Mustafa Ya’kub, Dakwah Nabi di Makkah menggunakan 4 pendekatan:
(1)
Pendekatan personal.
(2)
Pendekatan pendidikan.Rasulullah melakukan pendidikan kepada para sahabat yang
telah menerima Islam secara bersama di rumah al-Arqam bin Abil Arqam.
(3)
Pendekatan penawaran.Rasulullahmendatangi para peziarah ke Makkah yang datang
dari Yatsrib untuk menyampaikan berita kenabian.
(4) Pendekatan
Missi. Rasulullah mengutus Mus’ab bin Umar untuk menjadi guru di Yatsrib.
Bagian
terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah saw. Periode Mekah dapat
dilihat antara lain sebagai berikut.
1. Memperbaiki
akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral, seperti tumbuh suburnya
kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2. Memperbaiki
dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala menyembah patung-patung.
Rasulullah saw. Mengajak untuk beralih pada Islam yang hanya menyembah kepada
Allah, Tuhan yang Maha Esa serta menjauhi sikap musyrik.
3. Menegakkan
ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia.
4. Mengubah
kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat- istiadat,
kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
5. Nabi
Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di antaranya dengan
tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.
è2.
Ruas Madinah: Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah
berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal
tahun pertama hijrah yang bertepatan dengan 28 Juni 621 sampai dengan wafatnva
Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah. Nabi
Muhammad saw. menjalankan dakwah secara terbuka, oleh karena sebelum beliau
hijrah ke kota.
Materi dakwah yang disampaikan
Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam
89 surah Makkiyah dan Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang rerkandung
dalam 25 surah Madaniyah dan hadis periode Madinah. umumnya ajaran Islam
tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah
Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk Islam
dan kalangan Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum masuk Islam
seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota Madinah yang
termasuk bangsa Arab, dan yang tidak termasuk bangsa Arab.
Dakwah Rasulullah SAW yang
ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar
mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun
yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa. Selain itu
Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar
terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakar madani di
Madinah. Usaha-usaha nyata Rasulullah SAW seperti tersebur akan dibahas pada
sub pokok bahasan tentang strategi Rasulullah dalam membentuk masyarakat madani
di Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan
kepada orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka bersedia
menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan
mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan
beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Adapun substans dakwah
Rasulullah saw periode madinah antara lain:
-Membina masyarakat Islam melalui pertalian
persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan kaum Anshar
- Memelihara dan mempertahankan masyarakat
Islam
- Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan
social untk masyarakat Islam
Dengan diletakannya
dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan
nagara “ Baldatun Thiyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah disebut
“Madinatul Munawwarah ”.
è 3. Ruas Hudaibiyah: Kaum kafir Quraisy mengetahui, bahwa perjanjian
Hudaibiyah itu sangat menguntungkan kaum Muslimin. Umat Islam semakin
kuat, karena hampir seluruh semenanjung Arab, termasuk suku-suku bangsa Arab
yang paling selatan telah menggabungkan diri kepada Islam. Kaum kafir Quraisy
merasa terpojok, dan mereka secara sepihak berniat membatalkan perjanjian
Hudaibiyah itu, dengan cara menyerang Bani Khuza’ah yang berada di bawah
perlindungan Islam.
Rasulullah
SAW sebenarnya tidak menginginkan terjadinya peperangan, yang sudah tentu akan
menelan banyak korban jiwa. Untuk itu Rasulullah SAW dan bala tentaranya
berkemah di pinggiran kota Mekah dengan maksud agar kaum kafir Quraisy melihat
sendiri, kekuatan besar dan bala tentara kaum Muslimin.Taktik Rasulullah SAW seperti itu ternyara
berhasil, sehingga dua orang pemimpin Quraisy yaitu Abbas (paman Nabi SAW) dan
Abu Sufyan (seorang bangsawan Quraisy yang lahir tahun 567 M dan wafar tahun
652 M) datang menemui Rasulullah SAW dan menyatakan diri masuk Islam.
Dengan masuk Islamnya kedua
orang pemimpin kaum kafir Quraisy itu, Rasulullah SAW dan bala tentaranya dapat
memasuki kota Mekah dengan aman dan membebaskan koba itu dari para penguasa
kaum kafir Quraisy yang zalim. Pembebasan kota Mekah ini terjadi pada tahun 8 H
secara damai tanpa adanya pertumpahan darah.Bahkan setelah itu, kaum Quraisy
berbondong-bondong menyatakan diri masuk Islam, menerima ajakan Rasulullah
dengan kerelaan hati. Kernudian bersama-sama bala tentara Islam mereka
membersihkan Ka’bah dan berhala-berhala dan menghancurkan berhala-berhala itu.
Pada tabun ke-9 dan 10 H
berbagai kabilah bangsa Arab seperti Bani Tamim, Bani Amr, Bani Sa’ad Ibnu
Bakr, dan Bani Abdul Haris datang ke Madinah menghadap Rasulullah SAW untuk
menyatakan dukungannya.Dengan demikian seluruh Jazirah Arabia telah masuk
Islam, dan masuk wilayah pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah.
Rasulullah SAW dan umat Islam memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang. Sejak
saat ini dimulainya ruang lingkup dakwah yang lebih luas,
sebab dakwah berangsur-angsur ditujukan kepada negara-negara di sekitar
Madinah.
DAFTAR REFERENSI
Ali Aziz, Moh. 2004.Ilmu Dakwah, Jakarta : Kencana.
Fajar,Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek,Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ghazali,M. Bachri. 1997. Dakwah
Komunikatif. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya..
Munir, M. dan Wahyu Ilaih.2009. Manajemen
Dakwah. Jakarta: Kencana
Syam, Nina W. 2012. Psikologi
Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.