BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Radio
adalah medium yang ada dimana-mana, orang menggunakannya dimana saja. Beberapa
ahli di bidang iklan menyebutnya sebagai "medium yang terdapat
dimana-mana" - medium yang selalu bersama dengan konsumen sejak bangun
tidur di pagi hari sampai mereka pergi tidur di malam hari. Radio menjangkau
pendengar dimana-mana. Radio juga disebut sebagai "Medium Frekuensi"
karena ia bisa mencapai frekuensi yang sangat tinggi dalam waktu yang sangat
singkat.
Tingkat
persaingan stasuin radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam
merebut perhatian audien. Program radio harus dikemas sedeminkian rupa agar
dapat menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah
stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin
jeli membidik audiennya. Setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan
audien yang menjadi target stasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan
format stasiun penyiaran yang harus dipilih.
Setiap program
siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring semakin
banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Format siaran
diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan
bagaimana proses pengolah suatu siaran hingga dapat diterima audien. Beberapa
format pada stasiun penyiaran radio, misalnya radio anak-anak, remaja, muda,
dewasa, dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada radio
berformat: professional, intelektual, petani buruh, mahasiswa, nelayan dan
sebagainya. Menurut Joseph Dominick (2001) format siaran radio ketika
diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu:
1.
Kepribadian (personality)
penyiar dan reporter;
2.
Pilihan musik dan lagu
3.
Pilihan musik dan gaya bertutur (talk); dan
4.
Spot atau kemasan iklan, jinggel, dan bentuk-bentuk promosi acara radio
lainnya.
Menurut
Pringle-sStarr-McCavitt (1991), seluruh format stasiun radio itu dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu format music, format informasi,
dan format khusus (specialty). Format
music adalah format yang paling umum digunakan oleh hamper seluruh stasiun
radio kamersial. Namun demikian, menentukn format musik dari sutau stasiiun
radio dewasa ini manjadi semakin sulit karena fragmentasi jenis musik yang
cenderung menjadi mirip satu sama lainnya. Kesulitan lainnya adalah adanya
artis penyanyi atau musisi yang sering berpindah format dari satu jenis musik
ke jenis musik lainnya. Hal ini menyebabkan beberapa stasiun radio menggunakan
nama format yang tidak umum.
Format
informasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu dominasi berita (all news) dan dominasi perbincangan (all talk atau talk news). Format ketiga adalah kombinasi dari dua format yang
pertama yang dinamakan dengan news talk
atau talk news. Format all news
misalnya terdiri atas (berita local, regional, nasional dan internasioal),
laporan feature, analisis, komentar
dan editorial. Target audien format ini adalah pendengar berusia antara 25
hingga 54 tahun dengan tingkat pendidikan yang baik. Sementara format khusus (specialy) adalah format yang dikhusukan
untuk audien berdasarkan etnik dan agama. Dengan demikian format khusus ini
dibagi menjadi dua bagian, yaitu format etnik dan format agama.
Pada
umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini
menyebabkan stasiun radio hampi-hampir tidak pernah melibatkan pihak-pihak luar
dalam proses produksinya. Memproduksi program radio memerlukan kemampuan dan
keterampilan sehingga menghasilkan produksi program yang menarik didengar.
Program radio sebenarnya tidak terlalu banyak jenisnya. Secara umum, program
radio terdiri atas dua jenis, yaitu musik dan informasi. Kedua jenis program
ini kemudian dikemas dalam berbagai bentuk yang pada intinya harus bisa
memenuhi kebutuhan audien dalam hal musik dan informasi.
B.
Rumusan
dan Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang sangat luas
diatas diatas maka penulis merasa perlu membatasi jenis program yang akan
dibahas, yakni hanya membahas program produksi berita radio, perbincangan (talk
show), info hiburan dan jinggel. Rumusan Masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaiman
produksi program radio?
2. Bagaimana
penyajian berita, perbincangan, infotainment dan jinggel radio sebagai program
radio?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Produksi
Program Radio
Kegiatan produksi radio pada departemen
program stasiun radio dengan format apa pun mencakup bagian-bagian sebagai
berikut:
Music
Director, adalah orang yang memiliki tugas sebagai
berikut:
·
Menambahkan atau
mengeluarkan lagu-lagu yang akan diputar.
·
Mempersiapkan daftar
lagu yang akan diputar (playlist)
serta mengawasi pelaksanaanya.
·
Mendengarkan dan
memeriksa rekaman lagu/musik baru.
·
Berkonsultasi dengan
manajer program mengenai rotasi lagu/musik.
·
Menjalin hubungan
dengan perusahan rekaman untuk mendapatkan lagu/musik terbaru.
·
Menghubungi toko kaset
untuk mengetahui penjualan kaset, CD lagu/musik.
·
Membuat catalog dan
penyusuna kaset/CD rekaman lagu musik (pada stasiun radio besar pekerjaan ini
biasanya dilakukan oleh seorang music
librarian)
Manajer
Produksi, Tanggung jawab utama manajer produksi
antara lain adalah:
·
Memproduksi iklan
local, iklan layanan masyarakat, dan pengumuman.
·
Mengawasi kualitas
suara stasiun radio.
Penyiar,
sering juga disebut dengan announcer,
harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton.
Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang
berwawasan luas. Penyiar
tersebut memiliki tanggung jawab antara lain:
·
Mengantar rekaman
lagu/musik dan program.
·
Membacakan iklan-iklan
(live commercials), layana publik,
dan identifikasi stasiun.
·
Menyampaikan
laporan/informasi waktu, cuaca dan lalu lintas
·
Menjalan perlatan control room.
Sebagai tambahan, penyiar juga dapat melakukan
hal-hal lain sebagai berikut:
·
Ikut serta memproduksi
ikalan dan pengumuman.
·
Bertindak sebagai
pengisi suara untuk iklan dan pengumuman lainnya.
·
Membantu music director serta manajer produksi.
Pada beberapa stasiun radio,
khususnya yang memiliki format berita, program berita ditangani langsung oleh
manajer program atau membentuk suatu bagian khusus berita yang terdiri atas dua
posisi, yaitu:
News
Director, adalah orang yang memilik tanggung jawab
sebagai berikut:
·
Menentukan dan
melaksanaan kebijakan pemberitaan, olahraga dan program layanan masyarakat.
·
Mengawasi seluruh staf
pemberitaan.
·
Memutuskan apa yang
akan diliput dan bagaimana meliputnya.
·
Memilih topik serta
tamu untuk program kemasyarakatan.
·
Menjadi host dalam program wawancara.
Reporter,
tanggung jawab reporter bisanya mencakup, mengumpulkan, menuliskan dan melaporkan
berita-berita lokal dan terkadang membacakan berita. Selain news director dan
reporter, stasiun radio yang memiliki format berita biasanya memiliki staf yang
terdiri atas editor, penyiar, reporter, penulis dan asisten.
B.
Penyajian
Berita, Perbincangan (Talk Show),
Info Hiburan dan Jinggel Radio.
1. Berita
Radio
Berita
radio merupakan laporan atas suatu peristiwa atau pendapat yang penting dan
menarik. Siaran berita dibedakan dengan siaran informasi. Siaran berita adalah
sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Sedangkan
siaran informasi tidak selalu bersumber dari fakta di lapangan namun tetap
dikerjakan merurut kaidah jurnalistik. Salah satu bentuk siaran informasi
popular di radio adalah informasi aktual yang diambil dari surat kabar atau
internet.
Berita
radio hendakya merupakan informasi yang dapat menarik sebanyak mungkin audien
yang bersangkutan.
Jika
audien radio adalah para eksekutif muda maka tentunya berita yang disiarkan
terkait dengan informasi yang mereka butuhkan misalnya informasi bisnis atau
peraturan ekonomi baru yang dikeluarkan pemerintah dan sebagainya.
Format
penyajian berita radio terdiri atas:
a. Siaran
langsung (live report), yaitu
reporter mendapatkan fakta atau peristiwa dari lapangan dan pada saat bersamaan
melaporkannya dari lokasi.
b. Siaran
tunda, dalam hal ini reporter mendapatkan fakta dari lapangan, kemudian kembali
ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu sebelum disiarkan. Informasi yang
diperoleh ini dapat dikemas ke dalam berita langsung (straight news) atau berita feature.
Suara merupakan hal yang sangat
penting dalam produksi radio. Dalam laporan jurnalistik radio, terdapat tiga
elemen suara yang harus ada dan terdengar oleh pendengar. Yaitu narasi yang
dituturkan reporter atau penyiar, rekaman wawancara dengan narasumber, dan
reeekaman atmosfer yaitu suara asli peristiwa.
Dalam produksi program informasi,
kemasannya bisa saja berupa teks berupa teks ringkasan berita dari koran
kemudian dibacakan oleh penyiar atau bisa juga teks yang dikemas dengan
menyertakan musik latar (backsound). Penayangan
siaran informasi ini dapat dilakukan dalam program khusus, misalnya Newspaper Today atau hanya berupa
selingan, ditempatkan diantara pemutaran lagu, iklan dan acara lain.
Tujuan menyajikan acara informasi
antara lain menginformasikan materi berita/tips yang belum diketahui pendengar
atau memberikan atensi ulang atau penekanan atas topik tertentu bagi pendengar
yang sudah membaca materi itu di Koran atau media massa lainnya.
2. Perbincangan
Radio
Perbincanag
radio (talk show) pada dasarnya adalah kombinasi antara seni berbicara dan seni
wawancara. Setiap penyiar radio sudah semestinya adalah seoarang yang pandai
menyusun kata-kata. Singkatnya seorang penyiar haruslah pandai bicara. Namun
penyiar yang pandai berkata-kata belum tentu bagus mewawancarai orang. Tidak
semua penyiar, pandai mewawancarai orang. Apalagi menggabungkan keterampilan
brebicara dan berwawancara.
Program
perbincangan biasanya diarahkan oleh seorang pemandu acara (host) bersama satu
atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang sudah dirancang
sebelumnya. Tiga bentuk program perbincangan yang banyak digunakan stasiun
radio adalah:
a)
One-on-one
show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar
(pewawancara) dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi
mikrofon terpisah di ruang studio yang sama.
b) Panael discussion, pewawancara
sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber.
c) Call in show, program
perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan
lebih dahulu oleh penyiar di studio, diberikan contoh berdasarkan pengalaman
penyiar, kemudian pendengar diminta untuk memberikan respons berdasarkan
pengalaman masing-masing ke stasiun radio. Tidak semua respons audien khalayak
disiarkan sehingga perlu petugas penyeleksi telepon masuk sebelum diudarakan.
Perencanaan produksi talk show antara lain meliputi:
penentuan target pendengar yang dituju agar topik yang dipilih susuai dengan
kebutuhan pendengar, menentukan narasumber yang kompeten terhadap topik yang
dibahas, memilih penyiar serta menyiapkan lokasi serta peralatan on air terutama jika siaran dari
lapangan.
Dalam pelaksanaanya, urutan proses talk show adalah sebagai berikut: pertama, pembukaan, yang berisi
perkenalan topik, latar belakang narasumber, dan informasi interaksi dengan
pendengar jika memang akan dilakukan demikian. Kedua, diskusi utama, yang berisi pertanyaan awal penyiar,
tanggapan narasumber dan interaksi penyiar. Ketiga,
penutup, yang berisi kesimpulan dan
ucapan terima kasih.
3. Infotainment
Radio
Infotainment
merupakan singkatan dari information
dan entertainment yang berarti suatu
kombinasi sajian siaran informasi dan hiburan atau sajian inforamsi yang
bersifat menghibur. Infotainment
dalam kemasan yang lebih lengkap kerap kali disebut majalah udara yaitu suatu
acara yang memadukan antara musik, lagu, tuturan informasi, berita dan iklan.
Segmentasi
program ini bersifat heterogen dan umumnya disajikan secara easy listening
denagn durasi 5 hingga 50 menit. Program terbagi ke dalam sejumlah segmen yang
diselingi lagu-lagu dan jeda iklan.
Tema yang dibahas dalam program ini antara lain
wawancara artis penyanyi membahas album barunya, interaktif dengan pendengar,
membahas suatu tema tertentu, kilas balik penyanyi lama atau album lagu lama,
dan sebagainya.
Tiga
bentuk infotainment radio yang populer di Indonesia adalah:
a) Info-entertainment:
penyampaian informasi dari dunia hiburan dengan diselingi pemutaran lagu.
Proporsi durasi pemutaran lagu sama dengan pembacaan narasi informasi, meskipun
liriknya tidak selalu harus berkaitan.
b) Infotainment:
penyampaian informasi, promosi dan sejenisnya dari dunia hiburan yang topiknya
menyatu atau senada dengan lagu-lagu atau musik yang diputar. Keduanya saling mendukung dengan
proporsi seimbang.
c) Information
dan entertainment: sajian informasi khususnya berisi berita-berita
aktual dilengkapi perbincangan yang tidak salalu dari khazanah dunia hiburan,
disellingi pemutaran lagu, iklan dan sebagainya.
Dari
segi pesannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Dalam menyusun atau
melakukan programming acara majalah udara, misalnya kita memulai dengan
menentukan bagaimana bentuknya yang menyeluruh? Bagaimana kita hendak
menyajikan mata acara yang berbeda-beda dan beraneka ragam tersebut?
Produser
sebaiknya berani melakukan pencarian variasi baru, berani melakukan
penjajakan-penjajakan dan jangan hanya terikat pada hal-hal yang sudah biasa
dilakukan.
Bagian
pertama atau awal, hendaknya bisa menarik minat pendengar, sehingga mampu
mengatasi sifat selektif pendengar. Dan siaran itu diakhiri dengan baik, dalam
arti kesan akhir yang didapati pendengar adalah kesan yang baik. Topik-topik
harus ditempatkan sedemikian sehingga saling berhubungan satu sama lain secara
lancer. Sebaiknya topik utama atau terpokok ditempatkan paling depan. Dan mata
acara yang kurang penting dapat disajikan setelah itu. Suatu mata acara yang
dirasakan berat atau diperkirakan berat, sebaiknya ditempatkan di antara dua
mata acara yang lebih ringan. Dan mata acara yang mempergunakan efek suara (sound effect) dapat ditempatkan di
antara dua acara yang hanya berupa uraian dan sebaliknya.
4. Jinggel
Radio
Jinggel
atau radio air promo adalah gabungan musik dan kata yang
mengidentifikasikan keberadaan sebuah stasiun radio. Tujuan produksi jinggel bagi radio adalah untuk mempromosikan
keberadaan radio baru di tengah masyarakat, memberikan informasi symbol atau
identitas terpenting dari radio agar selalu diingat pendengar, membentuk citra
radio di benak pendengar, pada saat disiarkan berfungsi sebagai jeda, selingan dan
sejenisnya.
Oleh
karena itu, dalam pembuatan jingle, harus dipentingkan pada poin ‘memorability’
dari melodi, dan bukan enak atau tidak-nya sebuah jingle didengar. Boleh-boleh
saja jingle tsb. ‘enak’ didengar namun apabila audience sulit untuk menangkap
nama brand, sulit untuk mengingat nama brand, maka bisa dikatakan bahwa jingle
tsb. gagal.
Ada
tiga jenis jinggel, yaitu pertama, jinggel unntuk stasiun radio (radio
expose); kedua, jinggel untuk acara radio (programme expose);
dan ketiga, jinggel untuk penyiar radio (announcer expose). Durasi
jinggel umumnya antara 5 sampai 15 detik. Prinsip produksi jinggel adalah ia
harus mewakili citra radio yang ingin dibentuk di benak pendengar, memiliki
kekhasan materi dan kemasan dibandingkan radio lain, dan dapat disiarkan
berulang-ulang terutama saat pergantian acara.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam produksi program radio.
Diperlukan bagian-bagian sebagai berikut:
1. Music
Dircetor
2. Manajer
Produksi
3. Penyiar
4. News
Director. Dan
5. Reporter
Pada intinya,
program berita, perbincangan (talk show), info hiburan dan jinggel radio
dikemas untuk bisa memenuhi kebutuhan audien dalam hal musik dan informasi.
B. Saran
Diperlukan penentuan
format siaran sebagai acuan dalam pembuatan program siaran agar memenuhi
sasaran khlayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media
lainnya di suatu lokasi siaran.
DAFTAR
PUSTAKA
M.A, Morissan. Manajemen Media Penyiaran Strategi
Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana.2008.
Pratikto, Drs. Riyono. Jangkauan Komunikasi.
Bandung: Alumni.1983.
No comments:
Post a Comment