Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya
bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya
depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi.
Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang
menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak digubrisnya. Pukul 18.30.
Tinnn........... Tiiiinnnnn.............. !! Cassie kecil melompat girang! Mama
pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke
rumah. Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri
di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja
seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya
belum mengerti banyak.
Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama
dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang. "Mama, mama.... Mama,
mama...." Cassie menggerak-gerakkan tangan Mama. Mama diam saja. Dengan
cemas Cassie bertanya, "Mama sakit ya? Mananya yang sakit? Mam, mana yang
sakit?" Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan
mata. Cassie makin gencar bertanya,
"Mama, mama... mana yang sakit? Cassie
ambilin obat ya? Ya? Ya?"
Tiba-tiba... "Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!"
Mama membentak dengan suara tinggi. Kaget, Cassie mundur perlahan. Matanya
menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung. Cassie salah apa? Cassie sayang
Mama... Cassie salah apa? Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan.
Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. Otak kecil
Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah apa? Mama tidak suka
dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama?
Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.
Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi.
Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa. TIN TIIIN ! Mama pulang.
Papa pulang. Cassie menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke
atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan. "Cassie
mana?". "Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya."
Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan
hati terluka: Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah,
dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama
denganku? Apa salahku? Apa dosaku? Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu
hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu.
Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari
jauh. Dari tempat dimana ia tidak akan terluka. Mama, Papa, katakan padaku,
bagaimana caranya memeluk seekor landak?
Sumber: Disadur dari "Tulang Rusuk", oleh Michael, diadaptasi oleh
Ev. Sugeng Wiguno
No comments:
Post a Comment