Oleh
Aam Amirudin
Andai
di dunia ini tidak ada cinta, maka hidup akan serasa gersang, hampa dan tidak
ada dinamika. Cinta bisa membuat sesuatu yang berat menjadi ringan, yang sulit
menjadi sederhana, permusuhan menjadi perdamaian dan yang jauh menjadi dekat.
Itulah gambaran kekuatan cinta.
Cinta,
ditilik dari sudut manapun selalu menarik untuk dibahas. Sejarah mencatat,
sejumlah seniman, teolog sampai filosop membicarakan cinta dari berbagai
perspektifnya baik dalam bentuk roman, puisi, syair bahkan sampai dalam bentuk
tulisan ilmiah yang bernuansa teologis, fenomenologis, psikologis ataupun
sosiologis.
Filosop
sekaliber Plato bahkan pernah mengatakan “Siapa yang tidak terharu oleh cinta,
berarti berjalan dalam gelap gulita”. Pernyataan ini menggambarkan betapa besar
perhatian Plato pada masalah cinta, sampai-sampai dia menyebut orang yang tidak
tertarik untuk membicarakannya sebagai orang yang berjalan dalam kegelapan.
Peranan
cinta dalam kehidupan tidak diragukan lagi pentingnya. Cinta diyakini sebagai
dasar dari perdamaian, keharmonisan, ketentraman, kebahagiaan bahkan
kebangkitan peradaban. Namun apa sesungguhnya cinta itu ?
Diakui, problem yang dihadapi saat membicarakan cinta biasanya adalah persoalan definisi. Belum pernah ditemui suatu rumusan tentang cinta yang singkat, padat dan mewakili pemahaman akan hakikat cinta secara tepat.
Diakui, problem yang dihadapi saat membicarakan cinta biasanya adalah persoalan definisi. Belum pernah ditemui suatu rumusan tentang cinta yang singkat, padat dan mewakili pemahaman akan hakikat cinta secara tepat.
Jalauddin
Rumi pernah mengatakan bahwa cinta itu misteri, tidak ada kata-kata yang bisa
mewakili kedalamannya.
Cinta tak dapat termuat dalam pembicaraan atau pendengaran kita,
Cinta adalah sebuah samudera yang kedalamannya tak terukur …
Cinta tak dapat ditemukan dalam belajar dan ilmu pengetahuan,
buku-buku dan lembaran-lembaran halaman.
Apapun yang orang bicarakan itu, bukanlah jalan para pecinta.
Apapun yang engkau katakan atau dengar adalah kulitnya;
Intisari cinta adalah misteri yang tak dapat kau buka !
Cukuplah ! Berapa banyak lagi kau akan lengketkan kata-kata di lidahmu ?
Cinta memiliki banyak penyataan melampaui pembicaraan. . .
Cinta tak dapat termuat dalam pembicaraan atau pendengaran kita,
Cinta adalah sebuah samudera yang kedalamannya tak terukur …
Cinta tak dapat ditemukan dalam belajar dan ilmu pengetahuan,
buku-buku dan lembaran-lembaran halaman.
Apapun yang orang bicarakan itu, bukanlah jalan para pecinta.
Apapun yang engkau katakan atau dengar adalah kulitnya;
Intisari cinta adalah misteri yang tak dapat kau buka !
Cukuplah ! Berapa banyak lagi kau akan lengketkan kata-kata di lidahmu ?
Cinta memiliki banyak penyataan melampaui pembicaraan. . .
Oleh
sebab itu, disini kita tidak akan mendefinisikan cinta karena khawatir
mereduksi kedalamannya. Biarlah cinta berbicara dalam perbuatan kita. Disini,
kita akan mencoba mencermati unsur-unsur yang selalu ada dalam cinta.
Erich
fromm, murid kesayangannya Sigmund Freud menyebutkan empat unsur yang harus ada
dalam cinta, yaitu :
- Care (perhatian). Cinta
harus melahirkan perhatian pada objek yang dicintai. Kalau kita mencintai
diri sendiri, maka kita akan memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri.
Kalau kita mencintai orang lain, maka kita akan memperhatikan kesulitan yang
dihadapi orang tersebut dan akan berusaha meringankan bebannya. Kalau kita
mencintai Allah Swt., maka kita akan memperhatikan apa saja yang Allah
ridhai dan yang dimurkai-Nya.
- Responsibility (tanggung
jawab). Cinta harus melahirkan sikap bertanggungjawab terhadap objek yang
dicintai. Orang tua yang mencintai anaknya, akan bertanggung jawab akan
kesejahteraan material, spiritual dan masa depan anaknya. Suami yang
mencintai isterinya, akan bertanggung jawab akan kesejahteraan dan
kebahagiaan rumah tangganya. Karyawan yang mencintai perusahaannya, akan
bertanggung jawab akan kemajuan perusahaannya. Orang yang mencintai
Tuhannya, akan bertanggung jawab untuk melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Itulah Responsibility.
- Respect (hormat). Cinta
harus melahirkan sikap menerima apa adanya objek yang dicintai,
kelebihannya kita syukuri, kekurangannya kita terima dan perbaiki. Tidak
bersikap sewenang-wenang dan selalu berikhtiar agar tidak mengecewakannya.
Inilah yang disebut respect.
- Knowledge (pengetahuan).
Cinta harus melahirkan minat untuk memahami seluk beluk objek yang
dicintai. Kalau kita mencintai seorang wanita atau pria untuk dijadikan
isteri atau suami, maka kita harus berusaha memahami kepribadian, latar
belakang keluarga, minat, dan ketaatan beragamanya. Kalau kita mencintai
Tuhan, maka harus berusaha memahami ajaran-ajaran-Nya.
Kalau
empat unsur ini ada dalam kehidupan kita, Insya Allah hidup ini akan bermakna.
Apapun yang kita lakukan, kalau berbasiskan cinta pasti akan terasa ringan.
Karena itu nabi Saw pernah bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang kalau dia
belum mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sensiri”. “ Cintai
oleh mu mahluk yang ada di muka bumi, pasti Allah akan mencintaimu”. (HR.
Muslim)
Supremasi
kebahagiaan tertinggi, kalau kita mampu mencintai orang lain dengan tulus tanpa
pamrih, mencintai diri sendiri secara proporsional, mencintai Allah Swt dengan
penuh loyalitas dan selalu merasa dincintai-Nya. Inginkah hidup kita bermakna ?
Let Love be Your Energy ! Selamat bercinta !
No comments:
Post a Comment