Monday, January 19, 2015

Meraih Harta dengan Cinta

Oleh: Gede Prama

Tidak sedikit manusia sepanjang sejarah, dan mungkin sepanjang zaman,
dihadang pertanyaan mendasar: bisakah harta diraih melalui jalan-jalan
cinta? Pertanyaan ini tidak saja menghadang Anda, sayapun dihadang
pertanyaan serupa dulu. Tidak sedikit manusia yang ragu, dan bahkan skeptis.
Lebih menyedihkan lagi, ada yang meletakkan harta dan cinta dalam posisi
berseberangan. Bila mau harta, cinta harus dikorbankan.
Jika mau cinta, maka harta akan menjauh. Paling tidak, demikianlah keyakinan
banyak orang.

Tanpa bermaksud berseberangan dengan banyak orang, premis dasar saya agak
berbeda. Antara harta di satu sisi, dan cinta di lain sisi, tidaklah selalu
berada pada posisi berseberangan. Tidak sedikit kehidupan manusia bertutur,
keduanya bisa dilakukan secara bersama-sama. Kehidupan sejumlah orang
mengagumkan bahkan menunjukkan, harta juga bisa diraih melalui jalur-jalur
cinta.

Sebut saja serangkaian kehidupan sejumlah orang yang mengagumkan seperti
Konosuke Matsushita dan Mahatma Gandhi. Yang pertama wakil kehidupan yang
tinggi di dunia material, yang kedua adalah wakil kehidupan yang tinggi di
dunia spiritual. Keduanya adalah wakil dari kehidupan di mana harta (baik
material maupun spiritual) bisa berjalan bersama-sama dengan cinta.
Matsushita melalui prinsip Man Does Not Live With Bread Alone, tidak saja
membuat pemilik prinsipnya menjadi kaya raya secara materi, tetapi juga
memberikan inspirasi spiritual pada banyak sekali kehidupan korporasi.
Gandhi juga serupa, prinsip anti kekerasan tidak saja membuat sejarah
kemerdekaan India jadi legendaris, tetapi menjadi sumber air kejernihan bagi
banyak sekali perjuangan umat manusia di seluruh kaki langit. Ada yang
menyebut dua kasus di atas sebagai kebetulan yang tidak representatif. Dan
saya hargai mereka yang berkeyakinan demikian. Dan kehidupan saya maupun
kehidupan sejumlah orang lain bertutur sebaliknya.

Setiap kali pulang sekolah ketika masih kelas satu dan dua SD, saya ambil
tempat duduk kecil dan meminta Ibu duduk di sana. Sambil tersenyum Ibu duduk
dan memangku saya. Dan dimulailah kegiatan konyol yang membuat banyak
sahabat kecil saya berteriak: Malu, sudah besar masih menetek!' Dan ketika
Ibu masih hidup, dan menyaksikan bagaimana saya yang memiliki banyak
kekurangan ini menggapai sejumlah ketinggian, Ibu berbisik ke saya: 'Kamu
pantas sampai di tempat tinggi dalam kehidupan, karena menetek sampai umur
delapan tahun.'

Ketika itu, saya hanya menjawabnya dengan senyum, hanya untuk membahagiakan
hati Ibu. Namun sekian lama setelah Ibu meninggal, kekuatan-kekuatan cinta
Ibu tidak habis sampai ketika saya berhenti menetek. Kekuatan cinta ini
menembus batas waktu. Dalam banyak kejadian bahkan terbukti, kehidupan saya
ditarik ke tempat-tempat tinggi melalui energi-energi cinta. Salah satunya
cinta almarhumah Ibu saya.

Cerita kedua adalah cerita Rich Teerlink sebagai komandan Harley Davidson
dalam melakukan turn around. Sebagaimana kita tahu, Teerlink berhasil
memutar balikkan sejarah Harley Davidson dari produsen sepeda motor yang
jadi pecundang, kembali berdiri tegak menjadi pemenang.
Sebagaimana ia tuturkan dalam buku More Than Motor Cycle, kekuatan terbesar
yang mendorongnya untuk senantiasa teguh dan kuat mengomandani Harley
Davidson adalah pesan Ibunya: 'Semua manusia pada dasarnya sama baiknya.'
Ini juga yang membuat banyak negosiasi Teerlink dengan serikat pekerja,
serta negosiasi-negosiasi berat lainnya berjalan relatif lancar. Energinya
hanya satu: cinta.

Cerita serupa juga menjadi catatan hidup Lee Iacocca, Konosuke Matsushita,
Mahatma Gandhi sampai dengan Dalai Lama. Di mana, harta juga bisa digapai
melalui jalan-jalan cinta. Catatan ini mengingatkan saya pada seorang
penulis jernih bernama Chao-Hsiu Chen. Penulis buku The Bamboo Oracle serta
The Body Feng Shui ini pernah menulis: 'Look at your own life and that your
roots, your trunks, your branches and your leaves will live as long as your
character is noble. Therefore you can be lucky.' Lihatlah kehidupan Anda.
Akar, batang, cabang dan daun-daun Anda akan hidup sejauh Anda memiliki
sifat-sifat mulia. Dan karenanya, Anda juga bisa hidup penuh keberuntungan.

Tadinya, saya pikir apa yang disebut dengan The Body Feng Shui adalah
bagaimana menyisir rambut, mengenakan pakaian, atau merawat tubuh saja.
Ternyata ia lebih mendalam: mengembangkan sifat-sifat mulia. Dan kemuliaan
terakhir ini tidak saja bisa membuat orang bisa jadi pendeta, melainkan juga
bisa membuat orang hidup penuh keberuntungan.

Sebuah tesis yang menjawab keraguan banyak orang, melalui cinta sebagai awal
dari banyak hal-hal mulia, harta juga bisa diraih dalam jumlah yang tidak
terbatas. Lebih dari sekadar meraih harta, orang-orang yang meraih harta
dengan jalan cinta, bisa meraih dua sukses sekaligus: sukses di perjalanan
sukses di tempat tujuan, sukses di dunia sukses juga di surga. Bukankah
indah sekali kehidupan yang diwarnai dua sukses sekaligus ?

Anda bebas memilih, akankah dibiarkan cinta berseberangan dengan harta, atau
akan meraih harta dengan jalan-jalan cinta. Apapun pilihan Anda saya hargai.
Dan sejalan dengan Chao-Hsiu Chen melalui
kearifan-kearifan bambunya yang menyebutkan bahwa the greatest peace in
modesty, the greatest modesty in silence, ketika tulisan ini sedang dibuat
saya sedang merangkum dua kontroversi ini dalam inti sari keheningan.

No comments:

Post a Comment

d'SwEEt piNk